Pagi ini saya tak sengaja membaca portal Kompas.
Di tulisan itu disebutkan google akan memposting arsip foto Majalah Life dari Tahun 1750. Jumlah foto yang di-upload mencapai jutaan.
Saya mencoba mencari dengan kata kunci Pontianak dan Kalimantan Barat, namun tak ada satupun foto yang muncul. Ketika search dengan kata kunci borneo yang muncul kebanyakan foto orang utan. Begitupun foto-foto peristiwa bersejarah di Kalbar juga tidak ada.
Ya, mungkin saat itu belum ada isu yang menarik yang bisa ditulis wartawan asing tentang Kalimantan Barat atau Pontianak. Yang menarik mungkin hanya soal orang utan saja.
Saya juga iseng search kata Soekarno, ternyata cukup banyak. Begitupun saat seaarch kata Soeharto, cukup banyak foto-foto lama. Termasuk saat Tomy Soeharto masih kecil yang dipangku mendiang Soeharto. Foto lucu juga saat ibu Tien dan Suharto latihan menembak pada Desember 1967, Tomy yang masih kecil menutup telinganya dengan kedua tangan.
Mungkin Anda tertarik untuk mencari foto bersejarah klik saja di images.google
Arsip Foto Majalah Life di Google
Sofyan Tak Jadi Ambil Obat
*Miliki Jamkesmas Ternyata Masih Bayar
PONTIANAK, TRIBUN - Sofyan Efendi (55) sudah sekitar setengah jam menunggu giliran untuk dipanggil mengambil obat di Apotik RSUD Soedarso, Kamis (14/11). Namun, ia kecewa ketika namanya dipanggil untuk mengambil obat masih harus membayar Rp 113 ribu.
"Ke mana saya dapat uang sebanyak ini. Kalau saya punya uang tak perlu ikut Jamkesmas," katanya kepada Tribun.
Bagi Sofyan, jika sudah mendapat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maka sudah seharusnya gratis. "Saya pikir fungsinya sama dengan Askeskin, tapi kok kayak gini," ujar warga Perumahan Teluk Mulus Kopel DD7, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya ini.
Sofyan yang mengaku sudah tak bekerja lagi ini baru saja konsul dengan dr Fedry Yance SpU, spesialis Urologi di RSUD Soedarso. "Saya bilang ke dokternya kalau bisa yang murah saja, yang penting bisa sembuh. Tapi beliau bilang ini lah obatnya yang tepat," kata pemilik Jamkesmas dengan No. 0002005386208 ini.
"Memang beberapa obat ada yang tak bayar termasuk untuk rotgen," kata dia menunjukkan slide hasil rotgen.
Setelah tak jadi mengambil obat, Sofyan berlalu dan beranjak menuju sepeda motor yang di parkir di halaman rumah sakit pemerintah terbesar di Kalimantan Barat itu. "Sudahlah, saya pulang saja," katanya yang juga mengaku mengalami sakit komplikasi.
Direktur RSUD Soedarso, dr HM Subuh, yang coba dikonfirmasi mengatakan, memang tidak semua obat-obatan yang diperlukan pasien terdaftar di dalam data Jamkesmas. Ada saatnya juga obat-obat tersebut harus dibayar karena tidak termasuk sebagai tanggungan Jamkesmas. Namun, kondisi seperti ini akan diberlakukan jika situasi kebutuhan obat terbilang mendesak.
"Tapi, itu atas sepengetahuan pimpinan rumah sakit. Jika memang benar-benar mendesak, maka mau tidak mau pasien peserta Jamkesmas harus membayar obat yang tidak terdaftar di dalam data Jamkesmas itu," kata Subuh yang dihubungi via telepon selularnya.
Setelah itu, pihak rumah sakit bersama dokter yang tergabung dalam komite medis bekerjasama untuk memverifikasi bahwa obat tersebut memang tidak terdaftar di data Jamkesmas. Uang pasien untuk membeli obat ini akan diganti Jamkesmas. "Jadi, 100 persen peserta Jamkesmas tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengobatan di rumah sakit," tegasnya.
Jamkesmas merupakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).
Dana Jamkesmas disalurkan langsung dari kas negara ke rekening rumah sakit melalui bank yang ditunjuk pemerintah dan tidak lagi masuk ke rekening PT Askes. PT Askes harus menjamin peserta program mendapatkan pelayanan. Mereka juga harus menerima pengaduan dari masyarakat.
Dengan beban tugas tersebut perusahaan asuransi tersebut menerima ongkos pengelolaan sebesar 2,5 persen dari total dana penyelenggaraan program Jamkesmas yang tahun 2008 ini sebesar Rp4,6 triliun. (kim/rrn)
*Tribun Pontianak, 14 November 2008
Mama Pergi Sadap Karet, Nak...
Siang itu cuaca mendung, hujan rintik-rintik mulai turun. Sejumlah warga baru saja pulang dari pemakaman. Dusun Raya Paraya, Desa Korek sedang berduka.
TATAPAN mata Imran (35) terlihat kosong saat Sujiwo SE, Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyalami dan menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Isah (38), istri pria itu. Matanya berkaca-kaca, ia masih terkenang istrinya yang meninggal, setelah oplet yang ia tumpangi bertabrakan dengan truk, Selasa (2/10).
"Ini sekadar ucapan turut berbelasungkawa dari saya dan keluarga besar PDI P. Saya turut prihatin dan mohon tabah dengan cobaan ini. Ini cobaan dari Jubata, yang penting sekarang bapak berfikir bagaimana membesarkan anak-anak bapak yang masih kecil-kecil. Ibu sudah berada di samping Tuhan, " kata Sujiwo kepada Imran. Pria itu mengangguk, kemudian mengucapkan terimakasih, suaranya lirih hampir tak terdengar.
Amplop berisi Rp 1 juta itu kemudian diberikan kepada anaknya. Sujiwo yang juga calon Bupati Kubu Raya berpasangan dengan Okto, secara khusus datang menyambangi lima keluarga korban tewas untuk memberikan sumbangan berupa uang tunai.
Imran dan Isah sudah dikaruniai tiga orang anak. Anak tertua bernama Fredy, berusia 6 tahun dan kini sekolah di SD 14 Dusun Raya Praya, Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang. Fredy mempunyai dua orang adik masing-masing Nawangulan dan Triana. Bahkan Triana yang berusia 3 bulan masih menyusu. "Keluarga bapak Anak bapak yang masih menyusui
Imran berkisah, istrinya berangkat ke Pontianak akan mengantar kakak iparnya, Melia mengobati mata ke Pontianak. Sepulang kerja di Malaysia, mata Melia agak kabur sehingga harus dibawa ke dokter. Dua orang anaknya, Nawangwangi dan Triana sebenarnya juga ingin ikut. Namun, Imran bilang istrinya akan pergi menyadap karet. "Mama mau menyadap karet, di rumah saja," kata Imran kepada kedua anaknya. "Mungkin kalau ikut, bisa celaka juga," katanya, kemudian menunduk.
Imran bercerita, kerabatnya juga menanyai perihal almarum ibunya kepada Fredy. Namun, si sulung sepertinya masih tak tahu banyak apa yang sedang terjadi. "Keluarga tanya ke Fredy, Mama kemana? Dia hanya menunjuk jenazah ibunya," ujar Imran.
Fredy yang dipangku dan dipeluk erat bapaknya pun tak banyak berkata. Ia hanya memperhatikan orang-orang sekelilingnya yang memperhatikan dia. Mata anak itu hanya bisa melihat bingung melihat rombongan yang datang. "Mama sudah meninggal," ujar Fredy lirih, kepada Tribun.
Siang kemarin, saat Sujiwo dan rombongan berkunjung di kediaman Imran keluarga besar dan para tetangga sedang berkumpul. Mereka baru saja selesai memakamkan Isah di pemakaman umum. Ada ritual kematian yang digelar masyarakat Dayak setempat . Suasana duka masih menggelayut di keluarga itu. Kampung di sekitar rumah pun terlihat berduka, sejumlah warga berkumpul di kediaman almarhumah sejak malam hari. Sebagian duduk di ruang utama, berusaha menghibur keluarga yang berduka. (TRIBUN PONTIANAK/Stefanus Akim)
Tribun Pontianak: Spirit Baru Kalimantan Barat
Wartawan, ikut bantu SPG jualan koran
Ayo...ayo seribu. Ntar kehabisan
Mari Pak, mari Ibu...seribu sepanjang tahun
Wah...berita apa ini hah? hahahaha
Sepeda Listrik Mengapa Tidak
Di tengah isu global warming atau pemanasan global yang melanda dunia, menggunakan sepeda mungkin satu di antara banyak pilihan. Sayangnya, menggunakan kendaraan yang juga sering disebut kereta angin membuat mobilitas kita terbatas. Apa lagi jika memang hidup di ‘jalan’.
Pilihan lain mungkin bisa jatuh kepada sepeda listrik. Terutama jika tinggal di kota kecil, di mana kendaraan bermotor masih belum banyak dan jarak tempuh juga pendek.
Setelah search di internet aku menemukan sejumlah situs yang menjual sepeda listrik. Di antaranya: Trekko, Betrix,
Xelimo, Electric-Bicycle , Sepeda Listrik, Maxbright, Electric-Bikes, dan
Metaefficient.
Tentu saja, selain tak menggunakan bahan bakar fosil, bersepeda juga menyehatkan. Begitu pun dengan sepeda listrik.
Hm...pengen juga sih punya. Tapi sayang belum ada budget untuk itu. Setidaknya jika menggunakan sepeda, sedikit ramah untuk lingkungan.
Koran Edisi Cetak di Komputer
SIAPA pun pasti akan menggerutu ketika koran datang terlambat. Apa lagi harus buru-buru berangkat ke tempat kerja. Atau, koran datang pagi, namun kondisinya sudah kusam karena tersiram air hujan.
Kondisi seperti itu ke depan sepertinya tak akan lagi menjadi persoalan. Terutama ketika Kontan, memelopori membuat terobosan dengan membuat koran digital pada Rabu 2 Juli 2008. Hari berikutnya, Kamis 3 Juli 2008 giliran Kompas membuat ePaper Kompas atau koran digital.
Format koran digital beda dengan format web. Di web kita hanya menikmati tulisan atau gambar yang layout-nya berbeda dengan versi cetak, namun di versi koran digital kita melihat utuh lembaran koran. Tentu saja, jika kita mengakses internet.
Pada model ini, apa yang ada dalam versi cetak ada dalam versi digital, termasuk iklan. Dengan munculnya koran digital, kayaknya tak perlu lagi berlangganan koran versi cetak. Apa lagi jika menunggu siang baru bisa baca koran.
Meski demikian, format ini bukan tak ada kelemahan. Kekurangan pertama yang saya rasakan loadingnya masih agak lama tak secepat kala kita membuka web. Kelemahan berikutnya, saat dibuka hanya ada dua pilihan tampilan, tampilan besar atau kecil. Belum dibuat format tampilan koran seukuran layar komputer. Namun, secara umum pembaca sangat dimanjakan dengan versi tersebut. Apa lagi tampilannya benar-benar jernih dan enak dilihat.
Setakat ini, minimal hingga tulisan ini dibuat kedua koran yang berada dalam satu atap itu masih menggratiskan para pembacanya. Sayang, masih belum di-update, sehingga masih tampilan hari sebelumnya.
Tahun ini, megaportal Kompas memang sangat memanjakan pembacanya. Semua rubrikasi ada, mulai dari gaya hidup, olahraga, kriminal hingga citizen journalism berikut grupnya. Di Indonesia, Kompas lah yang mengintregritaskan semuanya dalam satu situs besar.*
Kisah Anak Belitong Difilmkan
Buku laris ‘Laskar Pelangi’ karya Andrea Hirata akan difilmkan. Selama ini aku hanya membaca di situs-situs, di antaranya Kapanlagi dan Gatra, tak sengaja tadi pagi menonton tayangan ‘Selamat Pagi’ TransTV yang mengupas proses pembuatan film tersebut.
Andrea Hirata hadir pada acara yang dipandu Desy Ratnasari dan Adi Nugroho itu. Tentu saja dengan pakaian khas, menggunakan topi. “Buku ini membangunkan spirit bangsa, jadi kita akan membuatnya dalam layar lebar,” kata Mira Lesmana, produser, pada tayangan tersebut.
Andrea Hirata sangat mendukung pembuatan film ini. “Bukan karena alasan komersial, tapi saya percaya visi Mira Lesmana dan Riri Riza (sutradara),” kata Andrea saat diwawancarai Desi dan Adi.
Ia mengaku selama ini memang banyak sekali respon terkait rencana pembuatan film tersebut. Ada yang mendukung, namun banyak pula yang menolak. Alasannya, khawatir apa yang ditulis tak sama ketika divisualisasikan. Imajinasi pembaca akan berantakan ketika menyaksikan audio visul. Tapi, ia punya jawaban sendiri, “Masing-masing punya kekuatan sendiri,” kata Andrea.
Di majalah Gatra Andrea mengatakan, mudah-mudahan filmnya tak sama dengan bukunya. “Kalau sama untuk apa dibuat film,” kata dia.
Andrea juga membebaskan kru film untuk berkreasi. “Saya dukung penuh untuk semua yang terlibat,” lanjut dia.
Laskar Pelangi sendiri merupakan kisah 10 anak Pulau Belitong yang diindonesiakan menjadi Belitung. Andrea termasuk dalam cerita tersebut, yang belajar di sebuah SMP Muhammadiyah. “Cerita ini terinspirasi dari seorang ibu guru, Bu Muslimah, yang mengabdikan diri,” ujar pegawai Telkom di Bandung.
Lokasi shooting Laskar Pelangi dibuat di Tanjung Kelayang, Belitung Barat. Sejumlah penduduk lokal, terutama anak-anak main dalam film tersebut. Kru film juga membangun sekolah persis sama seperti dalam kisah yang berlatar tahun 80-an itu.
Film yang diproduksi Miles Films bekerjasama dengan Mizan Cinema Production, B Edutainment dan Iluni UI ini juga didukung nama-nama beken, di antaranya: Cut Mini, Ikranegara, Lukman Sardi, Ario Bayu, Tora Sudiro, Slamet Rahardjo, Alex Komang, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Robbie Tumewu, Jajang C Noer dan Teuku Rifnu Wikana yang akan berkolaborasi dengan 12 anak asli Belitung.
Saya tak sabar menyaksikan hasil akhir yang kabarnya akan tayang perdana sekitar Idul Fitri tahun ini. Namun, satu hal yang membuat aku agak sedih. Buku Laskar Pelangi milikku yang dikirimi penerbit Bentang Pustaka, sebagai ‘hadiah’ atas meresensi buku sampai sekarang tak berada di rak buku. Seorang teman meminjamnya dan belum mengembalikan. “Tolong segera kembalikan ya. He....”*
Respon & Darah Segar
Sepanjang perjalanan blog ini banyak sekali respon atau tanggapan baik berupa kritik, pujian, dan sebagainya. Semua ini sangat mewarnai dan membuat aku berusaha untuk menulis meskipun sebenarnya masih sangat sederhana dan kebanyakan hal pribadi.
Namun, aku khawatir jika dibiarkan tersimpan terus di Cbox' lambat-laun akan hilang atau terhapus dengan sendirinya. Apalagi untuk ukuran Cbox' yang aku gunakan ini daya tampungnya hanya 150 buah. Postingan ini sekaligus penghargaan tak terhingga buat teman-teman dan sahabat yang sudah memberikan respon. Respon teman-teman menjadi semacam darah segar buat aku untuk terus belajar menulis.
linna jubata
perempuan, dari keybordis, solis, mesdinar dlll. berwajah perempuan semua kecuali pastornya..he...e..huh pokoknya momeant this time together, never forget deh...Huh OK deh suscses to day Bg... :) 28 Jun 08 11:15
222.124.209.101
linna jubata
ha...ha...lucu..lucu...sangat mudah menaklukannya Cukup mengedipkan mata, dan membuat mata tercengang ketika, kami anak wisma rini menampilkan koor pada saat misa dan jelas semua yang betugas adalah 28 Jun 08 11:13
222.124.209.101
linna jubata
pertama kali, daku bertemu dengan first love malah jadi never last..he..he...dan masih tergiang ketika menggoda para kaum seminari yang menurutku pada saat itu sombong semua dan aku, harus menaklukan. 28 Jun 08 11:10
222.124.209.101
linna jubata
setelah baca postingan barunya..aku, jadi ingat waktu di nyarumkop, ada cinta, ada konflik, ada kenangan, ada pembelajaran, ada pengalaman, ada kebahagian...wah..wah rasanya tidak pernah lupa, ketika 28 Jun 08 11:07
222.124.209.101
linna jubata
Hey Bg, ahe kabar?? 28 Jun 08 11:04
222.124.209.101
akim
Buat P. Oyo N Pak Muhlis tks udah berkunjunjung. Moga ilmunya bis adibagi2. N Buat Pak DOMU dukungan para senior tentu saja sangat diharapkan 24 Jun 08 08:16
125.160.82.108
domu damians ambarita
Halo bos, terima ksih telah berkunjung ke 'rumahku'. Semoga anda salah atu calon kru Tribun Pontianak, kita akan satu atap. Selamat dan salam kenal 23 Jun 08 21:28
202.158.69.181
muhlis suhaeri
Sedap nih, blognya diopreg terus. Makin ciamik dan maknyus..... 23 Jun 08 17:35
222.124.219.41
Oyo
Kim, anakmu mesti diperkenalkan dgn suasana kampung, spy mrk tahu membedakannya dgn suasana kota. Slamat punya penerus! 20 Jun 08 08:22
222.124.219.18
astri
Salam blog.... 19 Jun 08 22:57
125.163.224.199
Siahaan
Horas bah... 19 Jun 08 22:57
125.163.224.199
akim
itu yg 2 anak ku pastor 19 Jun 08 21:47
125.160.82.22
Oyo
Teman-teman yang mau kirim e-mail, silahkan ke oyo_joni@yahoo.com. Hai Massuri Anen... Apa kbrmu di AmRik? Hidup OBAMA....!!! 19 Jun 08 20:36
202.93.36.94
Oyo
Kim, blog-mu bagus yah... Gimana cara buat blog tu, pingin juga buat blog tuk buka sharing pengalaman iman dengan kawan-kawan sedunia. Aku temannya Riki, alumnus SMA Nykp tahun 1997. 19 Jun 08 20:27
202.93.36.94
felicity
Terima kasih, ya :) 18 Jun 08 23:32
84.215.148.168
akim
Mbak..(Felicity?) terima kasih udah nglik. Aku juga udah link kok...terus berkarya 17 Jun 08 15:56
125.160.83.205
akim
UTK Massuri Anen di Amrik, Bg Acui, Bg HenTakun, Pak Frans di Flores (saya sgt memimpikan utk bisa ke sana), terima kasih kunjungannya...Salam untuk semua. 17 Jun 08 15:54
125.160.83.205
felicity
Bang Akim, secara saya masih baru dalam dunia perbloggingan dan ingin berkenalan dengan sesama blogger lainnya. Dengan ini saya meminta ijin untuk mencantumkan link blog Bang Akim di blog saya :). 17 Jun 08 15:28
84.215.148.168
frans
hi, bung, lama tak kontak. Gumana kabarnya. Moga oke saja. Salam saja dari Flores. 17 Jun 08 12:26
202.174.155.58
HenTakun
Bang, dah ditanya blum pesanan perihal menunggang sama si jenggot?, kemarin saya ketemu ininya tambah esar tuuuu perutnya... 17 Jun 08 10:58
222.124.219.41
Andreas Acui Simanjaya
Jumpa Adik Akim, lama tak berjumpa ya ... salam hangat buat teman teman kita. 15 Jun 08 18:22
125.160.80.150
massuri
Hi... Buat Ricki, alumni nykp 97 !!!! Pa kabar ? Masih di nykp kah ? kalo kamu baca message ini tolong kirim email buat saya.... MassuriChang@yahoo.com 15 Jun 08 12:30
98.14.3.118
akim
Trims mbak...saya udah liat blog mbak. Ft-ny bagus sekali tulisannya jg inspiratif...salam kenal 14 Jun 08 10:16
125.160.83.162
felicity
Blog anda sangat menarik dan inspiratif. Salam perkenalan :) 13 Jun 08 23:57
84.215.148.168
linna jubata
hey..Bg,ahe kabar?? mulih minta no ayus nak?Thx boh... :) 12 Jun 08 21:15
117.103.171.194
WOW!DUIT
JOM!Tambah Duit..Teknik Hebat,Mudah&Cepat! http://www.DuitSekelipMata.Com/?id=MYMONEY 12 Jun 08 00:14
60.50.20.87
nanang
itulah bang, jauh dari peradaban disini, tapi tak apelah..... 11 Jun 08 11:15
125.160.81.115
akim
To Bang Anak Samabue...selamat atakng boh...aku uagk numpakng maca kak kitak 10 Jun 08 11:49
125.160.81.47
Anak Samabue
bang....numpakng maca boh... 10 Jun 08 02:50
222.124.219.30
owat
lea mae uga kabar man barita diri ampeatn 09 Jun 08 09:51
125.160.80.174
owat
nang mae bang....biasa lah..nang dare 09 Jun 08 09:50
125.160.80.174
HenTakun
Bung Akim yang sibuk, bilang Endi kenapa jenggotnya di potong, apa selama ini dia masih hobby menunggang... 08 Jun 08 20:10
222.124.219.41
Keto
Hi Kim, wah...repo batamu sm almunus Nyk, meski lewat blog jak. Salamat berkarya. Maju tarus boh! 07 Jun 08 00:15
88.35.45.194
akim
NGomong2 nian RIKI mae. Yg mantan pemain bola itu kah??? 06 Jun 08 20:14
125.160.83.216
akim
hallo RIKI...ahe kabar..pasti mulih donk. Injek diri manjuat website untuk NYARUMKOP 06 Jun 08 20:14
125.160.83.216
riki
alowww ahe kabar'nya ayunk......samua ? bloeh kah aku bergabung??aku nian alumni Ka Nyarumkop th 1997 06 Jun 08 12:19
125.162.191.83
akim
Tp Juwel...wah menarik itu coba kirim ke emailku di stefanusakim@gmail.com atau 08125775765 06 Jun 08 11:50
125.160.83.216
juwel
leh bergabunglah ama borneo trimbun,aku asl dari suti padang desa parek,kec serimbu kab landak.mo nyumbang info tentang gunung niut,saya pencinta alam didaerah kami belum diperhatikan oleh pemerintah 05 Jun 08 08:09
222.124.181.52
juwel
enaklah bisa berlabuh kemana aja......ahe kbr nyu? 05 Jun 08 08:03
222.124.181.52
yauma
Bang, kemaren Yauma udh ad posting lagiiiii!!Bacelaaa hehe 04 Jun 08 15:22
222.124.180.44
akim
Bg Pahrian...hehehe..ape kabar. Bile ke Pontianak ni... 31 May 08 14:04
125.160.81.87
akim
Pak Doni, trims sarannya. Maklum saya sudah 12 tahun keluar dari seminari menegah. Sekali lagi terima kasih pak... 31 May 08 12:14
125.160.81.87
Doni Koesoema A
Oh,ya, pembetulan dikit. Tulisan moto yang bener adalah scripta manent, ada t nya karena itu jamak. thks. 30 May 08 19:49
24.34.174.218
Doni Koesoema A
Mas Stefanus, terimakasih atas kunjungan ke blogku, juga atas komentarnya. Saya juga suka menulis seperti Anda, sebab menulis termasuk kebutuhan rohani jg. Btw, salam kenal. 30 May 08 19:48
24.34.174.218
sunaryo
salam, aku sedang di perbatasan burma. Sudah 2 pekan, banyak crita yg aku bawa, nanti aku bagi di blog ya 30 May 08 16:41
124.120.150.45
ririn_L3O
abang, apa kabar???hehehehehehehehhehehhe 29 May 08 16:14
125.160.81.171
pahrian
kim.. kudengar awak gabung ke kompas ye.. selamat ye dan mudah2an tetap bisa terus berkarya di rumah baru... 28 May 08 13:57
219.83.68.210
sugeng
mampir bang, cam mana job kita berlanjut ke??? 27 May 08 19:41
125.160.93.181
endi
ehem test test 26 May 08 15:13
125.160.81.106
Yaser
Mampir bos...jadi update blog sekalian "launching" nih :) 16 May 08 07:07
61.94.170.201
fitri
salam kenall 15 May 08 16:25
222.124.219.6
akim
Linna. Aduh aku minta maaf sebesar-besarnya, aku lagi banyak di kelas mungkin hingga awal Juli. Jadi belum sempat liputan dan menulis yang agak serius. Tunggu saja ya. pasti aku publish ke blok kok... 14 May 08 09:02
125.160.83.64
linna jubata
Berkunjung juga ah...ah abg, katanya mau nulis tentang kopi pangku, kapan bg, aku, penasaran neh... 13 May 08 20:01
222.124.209.101
puj78
aku terkena LUKA BATHIN, tolong sembuhkan aku, kalau tidak, aku akan koit beberapa saat lagi 13 May 08 17:52
125.160.82.134
nanang
Sory boz baru muncul. saya udah di sintang nih, kalu ke sintang kasih kabar ya... eh udah berlabuh dimana nih? wah saya ga bisa baca tulisan bang akim lagi di BT 12 May 08 12:51
61.94.170.171
izan
bile liput bareng agik neh?? 11 May 08 15:36
222.124.219.6
Miko
Kabar baik, Selamat berkarya boh...Sy, masih belajar2 semoga bisa..ha..ha..Trims 08 May 08 19:40
117.20.54.2
akim
payah nt bos...udah kembali sifat wartawannya. hikhikhik 08 May 08 08:49
125.160.80.217
puj78
siapa tuh "petugas kesehatan", hehe 07 May 08 20:34
125.160.80.217
puj78
TAK NGAKU NIH YE---Akhir minggu lalu saat saya iseng check dengan seorang petugas kesehatan, tekanan darah saya sudah 90/120 07 May 08 20:34
125.160.80.217
pujangga78
hai bos 04 May 08 12:45
202.152.172.4
solution
salam kenal & sukses selalu .. tuk blogger pontianak 04 May 08 08:20
125.164.99.197
nurdinsuhendar
bang tar kalo udah baca ini tulisan tolong hubungi saya yah di 081398704469, sekarang saya udah kerja lagi di Radar Bogor,bagian Koordinator pemasaran dan Ekspedisi. 02 May 08 14:07
202.152.32.123
nurdinsuhendar
bang akim,saya nurdinsuhendar,orang bogor itu,gimana kabarnya,sy bc di blogspot abang udah keluar yah?di kompas dah ada panggilan belum? 02 May 08 13:58
202.152.32.123
Miko
Kabar baik dan sehat...ya lama juga tidak bertemu, sering2lah mampir ke blog saya OK. 30 Apr 08 10:28
222.124.209.101
mrilham
mas dpt template dari mana? bgs bgt kirim ke sini dunk kalo boleh mr_ilham@yahoo.com 29 Apr 08 12:10
203.190.49.20
miko
Haloo...Salam kenal ya dan boleh kunjungan balik ya.... ;) 28 Apr 08 09:33
222.124.209.101
linna
Hey bg, ahe kabar dirik?? Aku, nagar dah baranti keke?? wah...wah...sayang bg, Ya teteap semangatlah ya bg :glad: OK 28 Apr 08 09:32
222.124.209.101
bgboy
alo bg.. salut tulisannya,sekarang lage ape lah niih??? 25 Apr 08 16:26
61.94.170.48
akim
Mbak Endah trims ya suportnya... 25 Apr 08 14:49
125.160.83.147
endah
Lebih bersemangat ya. Saya tetap melihat, dari jauh. 24 Apr 08 21:35
202.148.13.156
akim
buat ibu Ishandayani, bang HenTakun dan Francis Ateng terima kasih responnya. Mudah2an di tempat yang baru bisa lebih semangat lagi...salam. 24 Apr 08 15:58
125.160.80.88
Francis Ateng
Selamat ya udah belabuh ketempat yang baru, jgn lupa kita2 ya 24 Apr 08 12:22
222.124.219.30
HenTakun
selamat ya sudah mendapat tantangan yang baru...semoga selalu sukses.. 24 Apr 08 10:20
117.103.171.194
istri handayani
terkejut sy bc pamitan bang akim, mudahan dg keluarnya bung akim dr BT tdk memutus hubungan yg sdh terjalin, km dr singkawang berdo'a smg kesuksesan slalu mengiringi bang Akim skg.Amin 22 Apr 08 14:51
125.160.93.188
pujangga78
halo, wah masih belum bisa update nih blogku, karena masih bertapa hehe 15 Apr 08 18:38
125.160.93.102
nanang
pa kabar bang? wah lama dak dengar kabarnye tiba2 dah bikin perusahaan baru he...... 14 Apr 08 21:10
125.160.93.24
day...
selamat berakhir pekan, pak! 12 Apr 08 14:46
117.103.171.3
Francis Ateng
Hello bang, Kudangar udah pindah tempat lain nian. bagi2lah infonya 12 Apr 08 10:02
222.124.219.5
miank
selamat telah berlabuh di Pontianak Tribun. semoga betah. teruskan perjuangan membela kaum tertinggal: Dayak. jangan lupa jaga kesehatan. bravo, kawan. 11 Apr 08 17:47
222.124.219.5
Freddy Hernawan
wah, kayaknya mau buka perusahaan baru nih :) bakal jd bos baru nih. semoga sukses yah bang akim 11 Apr 08 10:06
202.95.137.199
BudiAssa
Yukng, Ka Mae nang ampeatn....? 11 Apr 08 10:01
125.160.93.175
alexander Sugiarto
buka blognya andreas baru ke blognya stefanus. salam kenal 09 Apr 08 14:22
202.169.62.228
Chechay
Before I off to bed I will say thank you for visiting my page. I am hoping u still visit my page again have a great day or have a wonderful nyt fellow 05 Apr 08 10:46
71.253.60.42
Chechay
opps! wrong press lol 05 Apr 08 10:46
71.253.60.42
Chechay
from a cute little pup to a big ol’ gloomy-looking but adorable dog, VULCAN has evolved..vulcan, as seen in the picture above, is our charming puppy belonging to the dog breed, rottweiler.. a puppy? n 05 Apr 08 10:45
71.253.60.42
linna
Sore..O Bg, leamae kotra nak man pembentukan (Kodam,PLTN,Fly over) mohon diskusi sharingnya boh...Thx&Gbu :aghast: 04 Apr 08 16:35
202.65.119.2
jubata cantixnya
Mlm Bg, katanya mau tulis cerita tentang 'Kopi Pangku' di tunggu ya??....Gbu 03 Apr 08 20:23
222.124.209.101
oesoep835
oesoep835 mampiiirrrrr.... ;) 03 Apr 08 10:44
125.160.82.78
lancui
dah kalah kao jo,, manyak teori. km kadian langsung praktek he he he 03 Apr 08 10:18
222.124.219.6
webmaster
hiii add mee to:) http://www.populerite.blogspot.co*/ 02 Apr 08 18:09
88.245.236.102
Chechay
Care to xlinks? I got two blogs http://www.cherrylerick.com/ if u are interested let me know. 02 Apr 08 12:36
71.253.60.42
Massuri
Ahe kabar Yunk !!! Salam buat Alumni Nyarumkop !!! Kalo ada yg baca pesan ini...n yg masih ingat saya...tolong kirim email ke MassuriChang@yahoo.com. Salam buat kawan semua.... Massuri New York !!! 29 Mar 08 22:35
98.14.3.118
partisimon
numpang baca-baca blog-nya kang akim ...salam - Partisimon :) 29 Mar 08 06:35
122.144.6.110
euodia
sukses selalu 28 Mar 08 12:22
222.124.219.6
ugie
Mampir Mas Akim. Lama tidak mampir. Ok deh. Sukses selalu. Salam.... 27 Mar 08 18:00
202.146.4.245
Francis Ateng
Mampir bang 26 Mar 08 13:59
222.124.219.6
Anti Virus
Anti Virus AVG Internet Security 8.0.87 + key Free Download visit my blog 25 Mar 08 17:32
202.190.131.152
Anti Virus
http://www.softwarecomplex.blogspot.com/ 25 Mar 08 17:32
202.190.131.152
Wnderful Woman
http://yovitaporn.blogspot.com (Ini dia aksi kepala administrasi rokok bheta pontianak) 21 Mar 08 12:35
202.152.173.209
Adik Kelasku 'Joni Minggulius' Jadi Pastor
Sungai Raya Dalam Nomor 24 A, tanggal 19 Juni 20008
Sebuah surat masuk di emailku:
Hai...Kim, Ahe kabarnyu? Aku Joni Minggulius. Ampeatn msh sementara berdomisili ka' Nyarumkop, tampat diri' de'e. Masih kanal ge' man aq?
Sebagai wartawan , kao udah berpengalaman dalam hal tulis-menulis, ahe sih rumusnya koa? Aq ampeatn udah jadi pastor ditahbiskan ka' Ngabang tgl. 5 April 2008 oleh Mgr. Bumbun.
Akan bertugas ka' Pusat Damai, Sanggau Kapuas yang sebentar lagi mengadakan Pilkada Kepala Daerah tentu akan banyak pertanyaan dari umat. (dst diedit...)
Salam Jumpa kelmbali lewat E-mail ini.
P. Martinus Joni Minggulius, OFM Cap
Aku terkejut. Ternyata yang mengirimi aku email adalah Joni Minggulius. Ia adik kelas di SMA Seminari Santo Paulus Nyarumkop-Singkawang.
Aku membalas:
Wah...Salamat Pastor
Tentu...tentu aku masih ingat. Diri pernah bersama2 dan berteman sangat akrab.
Aku ampeatn karaja kak (edit...). Nia No HP ku: 0812-5775-765. Kunjungi aku kak: http://stefanusakim.blogspot.com/
Joni kemudian membalas:
Sip Lea koa boh, salamat uga jadi wartawan (edit...), koran bergengsi. Brarti yang dicari udah dapat.
Oya, Kamu kemarin tamatan Sarjana Hukum UNTAN ya...? Coba ambil lagi profesi PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah), tentu makin banyak tuh rejeki akan mengalir....ha,ha,,,,, Btw, saya akan misa perdana di katedral Ptk tanggal 29 Juni 2008. Moga diri' bisa batamu ana..key?
Kim sekian dulu ya...,
Salam hormat!
Oya, ada salam hangat dari P. Alex Mingkar, Pr. Asal Raba-Menjalin.
Sebagai teman, tentu saja aku usahakan untuk hadir.
Aku usahakan ampus kak misa perdana PASTOR. Jam, Sangahe??? Kalau PPAT. Belum kapingin sih. Biar jadi wartawan jak....biar miskin asal bersahaja...hikhikhik.
Salam ugak kak pastor aleks...
Joni kembali mengirimkan email ke aku:
Dalam 4 kali misa koa (pkl 05.30, 07.30, 17.00, 19.00), kami samua nang mempersembahkannya. Sesudah misa ka' dua mungkin ada ramah tamah ka' gedung Pasificus. Liput bohhh...he,he,he...tuk isi halaman blognyu koa bahhh...
Aku bertugas pada misa nang ka' ampat, mulai jam 7 malam. Auklah, asyik uga sih jadi wartawan nian. Kade', aku pun pingin uga jadi wartawan sekaligus jadi pastor, bisa inak au?
See u,
Kini, ia sudah menjadi pater atau imam setelah menerima sakramen imamatnya di Paroki Ngabang 5 April yang ditahbiskan Uskup Agung Pontianak, Mgr Hieronimus Bumbun OFM Cap.
Sebagai teman aku tentu saja turut bahagia dan bangga. Dari sekian banyak siswa seminari menengah, ada juga yang berhasil menjadi pastor.
Kami kemudian saling berkirim email. Beberapa kali dalam sehari aku kirim surat elektronik dan ia membalasnya. Kemajuan teknologi sangat memudahkan kami saling berkomunikasi. Aku membayangkan sekitar tahun 1993 hingga 1996 lalu. Ketika internet belum banyak digunakan orang di Pontianak. Untuk mengabari orangtua di kampung, kami menggunakan surat yang dikirim via Kantor Pos.
Di sekolah kami, Pak Apo, sopir bus yang bertugas mengantarkan guru dari Singkawang-Nyarumkop menjadi kurir. Biasanya anak asrama mulai dari asrama Wisma SMP Timonong untuk putra, Wisma Bhineka yang dihuni anak SMA dan SMEA, serta Wisma Rini atau Sekabu untuk SMP dan SMEA putri, hingga Wisma Widya untuk siswa SMA Seminari dan Topang menitipkan surat di kantin.
Pak Apo kemudian mengambil dan mengantarkannya ke kantor pos. Begitupun jika ada surat, beliaulah yang bertugas mengambilnya di kantor pos. Jam makan siang adalah hari-hari paling mendebarkan. Saat itu lah pembina asrama, biasanya pastor, frater atau bruder memanggil satu-satu siapa yang menerima surat atau wesel.
Tapi itu dulu. Kini, semuanya sudah berubah dan Nyarumkop menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan. Ada cinta, ada konflik, ada asa, ada kegembirana dan ada kesedihan.
Namun, yang pasti proficiat Pastor Martinus Joni Minggulius. Selamat berkarya. Pro eklecia et patria*
Naik Kelas dan Ritual Pulang Kampung
Dua buah hati kami, Alicia dan Gagas, akhir minggu kemarin naik kelas. Jika Alicia naik kelas II SD, maka Gagas masuk ke Kelas I. Keduanya sekolah di Persekolahan Bruder Melati, Jalan AR Hakim Pontianak.
Serangkaian ‘ritual adat’ sudah disiapkan untuk menyambut hari bahagia itu. Mulai hadiah, jalan-jalan, hingga pulang ke kampung di Kecamatan Kuala Mandor B. Dulunya, nama kecamatan ini Sungai Ambawang, namun belakangan karena pemekaran menjadi Kuala Mandor B. Hadiah wajib hukumnya, karena karena saya dan istri pernah berjanji, jika Alicia masuk 10 besar maka akan diberi hadiah.
Tentu saja bagian yang paling kerepotan aku dan istri. Sedangkan mereka berdua, setiap hari menuntut janji-janji.
“Kapan nih pulang kampung,” kata Alicia tadi pagi.
“Ia, kapan nih,” kata Gagas menimpali.
Aku dan ibunya tentu saja kelimpungan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Rencana awal beberapa bulan lalu ternyata tak mulus. Istri belum bisa mengambil cuti karena tenaga di tempat kerja berkurang. Seorang temannya melahirkan, sehingga beban kerja harus ditanggung sama-sama. Sedangkan aku masih sangat sibuk di kantor baru. Banyak yang harus dibenahi dan dipersiapkan.
Pulang ke kampung bagi saya dan istri mungkin hal yang biasa dan lumrah. Kami besar dan sekolah di kampung. Jadi sebagian masa bermain dihabiskan di sana. Aku mulai meninggalkan kampung ketika sekolah agak jauh, yakni saat masuk di SMA Seminari Santo Paulus Nyarumkop di Singkawang. Kemudian melanjutkan di Fakultas Hukum Untan. Sedangkan istri, ketika masuk SMP 9 Pontianak, dilanjutkan ke SPK Dharma Insan, Santo Antonius. Kemudian bekerja di almamaternya hingga melanjutkan studi di tempat yang sama.
Bagi anak-anak, pulang ke kampung menjadi hal luar biasa. Bahkan mungkin paling ditunggu-tunggu. Di sana banyak pengalaman baru yang bisa didapatkan. Bisa main lumpur sepuasnya, main bola di lapangan desa, main kejar-kejaran, hingga mandi di sungai yang airnya masih jernih.
Menyinggung soal liburan kampung, saat ini sudah menjadi tren bagi masyarakat urban. Bahkan Bondan Winarno, pernah menulis hal ini di Kompas.
Bagi aku, tentu saja bukan ikut-ikutan seperi masyarakat urban yang berlibur di kampung. Tujuannya untuk lebih memperkenalkan realita pedesaan kepada kedua buah hati. Termasuk memperkenalkan budaya, tradisi dan lebih penting mengenal saudara-saudara, om, tante serta kakek dan nenek.
Jadi...meskipun pekerjaan di kantor cukup banyak dalam masa liburan sekolah ini, kami sekeluarga harus menyempatkan diri pulang ke kampung. Saya senang melihat Gagas tanpa canggung bermain lumpur, pergi ke ladang, ke hutan karet dan ikut berburu tupai bersama sepupu-sepupunya. Meskipun baru akan berusia 6 tahun pada 31 Juli mendatang, ia sudah sangat cekatan bermain di hutan.*
Alicia & Gagas di Persekolahan Bruder Kanisius
Create Fake Magazine Covers with your own picture at MagMyPic.com
Create Fake Magazine Covers with your own picture at MagMyPic.com
Jamu...Jamu
“Jamu...Jamu...Jamu...Dik.”
Hari masih pagi. Jarum jam menunjuk pukul 06.00 WIB. Seorang tukang jamu berteriak kencang.
“Jamu...Dik,” katanya menawari seorang laki-laki agak gemuk yang kebetulan berdiri di teras rumah.
“Oh..maaf, Bu. Saya kebetulan tak biasa minum jamu,” kata laki-laki itu tersenyum.
Laki-laki yang rambutnya agak plontos itu hanya menggunakan singlet crocodile dan celana katun pendek. Celana katum kusam berwarna krem itu ia beli di sebuah toko pakaian bekas kawasan Kota Baru. Orang Pontianak menyebutnya sebagai pakaian lelong.
“Cepat sekali sudah jualan, Mbak,” tanya laki-laki itu. “Turun jam berapa?”
Tukang Jamu itu tersenyum. “Biasa sebelum orang berangkat bekerja.”
Tukang jamu berlalu dengan sepeda kumbangnya meninggalkan laki-laki itu yang hanya bisa garuk-garuk kepala.
Ia kasihan melihat wanita setengah baya itu. Sejak Balai POM RI mengeluarkan 54 daftar jamu yang mengandung bahan berbahaya, penghasilan dari berjualan jamu jadi menurun. Konsumen khawatir membeli jamu. Jangan-jangan ada zat berbahaya bagi kesehatan.
Laki-laki itu masuk ke ruang tengah. Di bukanya televisi, isu soal penarikan 54 obat dari peredaran kembali hangat dibicarakan.
***
Sekitar pukul 08.00 ia berangkat ke kantor. Tiba di kantor ritual yang dilakukannya pertama kali membuka internet. Search di google ditemukan daftar 54 obat yang ditarik dari pasaran:
1. Pacegin Kapsul Alami
2. Neo Gemuk Sehat merek: S.Munir
3. Ganoderma kapsul
4. Sela kapsul
5. Bima Kudra tablet
6. Ajib kapsul
7. Kamasutra kapsul
8. Asam Urat Flu Tulang Cap Unta
9. Akar Baru Kina Tablet
10. Ramuan Cina kapsul
11. Dasa Agung Dua serbuk
12. Sesak Nafas serbuk
13. Sari Bunga Segar Bugar serbuk
14. Jawa Dwipa cap daun Samiroto
15. Pria Dewa ocema kapsul
16. Golden Herbal kapsul
17. Obat Kuat dan Tahan Lama Ratu Madu Plus
18. Pegal Linu Asam Urat cap Burung Gelatik
19. Akar Sakti Asam Urat Flu Tulang Stroke
20. Asam Urat Pegal Linu Cikungunya
21. Asam Urat Flu Tulang Karisma Sehat
22. Sinar Manjur SMR serbuk
23. Runrat tablet
24. Ramuan Shinshe kapsul
24. Sehat Sentosa Gemuk Sehat serbuk
25. Serbuk Dewa
26. Sumber Sehat Perempuan serbuk
27. Sumber Sehat Ambein Sehat serbuk
28. Cakra Sehat Sesak Nafas serbuk
29. Serbuk Halus Asam Urat
30. Karisma Sehat Pria dan Wanita
31. Sumber Urip Pegal Linu
32. Serbuk Segar Asam
33. Super Abad 21 Asam Urat Flu tulang
34. Flu Tulang Pegal Linu Puspita Surya
35. Cap Sarang Lawet serbuk
36. Asam Urat Flu Tulang Akar Sewu
37. Asam Urat Flu Tulang Cakra Wijaya serbuk
38. 26 Sakit Pinggang kapsul
39. Serbuk Halus Asam Urat
40. Zestos kapsul
41. Sari Jagat Manjur Asam Urat kapsul
42. Sari Jagat Manjur Rematik kapsul
43. Dewa Ampuh Serbuk
44. Serbuk Asrema
45. Purba Sentosa Pegal Linu Rematik serbuk
46. Asam Urat Pegal Linu serbuk
47. Ramuan Manjur Pas Flu Tulang serbuk
48. Dua Putri Bayan Asam Urat kapsul
49. Fong Se Wan kapsul
50. Asam Urat Flu Tulang cap Onta Mas kapsul
51. Obat Kuat dan Tahan Lama Bulan Madu kapsul
52. Langsing Ayu Sing Ayu kapsul
53. Chuifong Toukuwan pil
54. Jaka Suna Gemuk Sehat serbuk
“Wah cukup banyak. Kasihan penjual jamu bisa tak laku jualannya,” gumannya. "Kasihan juga penikmat jamu yang mengonsumsi jamu-jamu dalam daftar itu, mereka tak sadar meracuni diri sendiri."
Ia kemudian mencari tahu penyebab produk tersebut ditarik. Dalam surat edaran Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Jakarta disebutkan
pada jamu tersebut ditemukan kandungan bahan kimia berupa obat keras. Jika dikonsumsi terus-menerus bisa vatal untuk kesehatan.
Ia membaca satu per satu uraian obat yang berbahaya itu:
* Sibutramin Hidroklorida dapat meningkatkan tekanan darah (hipertesi), denyut jantung serta sulit tidur. Obat ini tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau stroke.
* Sildenafil Sitrat dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dispepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, rinitis (radang hidung), infark miokard, nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat) dan kematian.
* Sipreheptadin dapat menyebabkan mual, muntah, mulut kering, diare, anemia hemolitik, leucopenia, agranulositosis dan trombositopenia.
* Fenilbutason dapat menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, retensi cairan dan elektrolit (edema), pendarahan lambung, nyeri lambung, dengan pendarahan atau perforasi, reaksi hipersensitivitas, hepatitis, nefritis, gagal ginjal, leukopenia, anemia aplastik, agranulositosis dan lain-lain.
* Asam Mefenamat dapat menyebabkan mengantuk, diare, ruam kulit, trombositopenia, anemia hemolitik dan kejang serta serta dikontraindikasikan bagi penderita tukak lambung/usus, asam dan ginjal.
* Prednison dapat menyebabkan mood face; ganguan saluran cerna serta mual dan tukak lambung; ganguan muskuloskeletal seperti osteoporosis; ganguan endokrin seperti ganguan haid; gangguan neuropsikiatri seperti ketergantungan psikis, depresi dan insomnia; gangguan penglihatan seperti glaukoma; dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
* Metampiron dapat menyebabkan gangguan saluran cerna seperti mual, pendarahan lambung, rasa terbakar serta gangguan sistem saraf seperti trinitus (telinga berdenging) dan neuropati, gangguan darah, pembentukan sel darah dihambat (anemia aplastik), agranulositosis, gangguan ginjal, syok, kematian dan lain-lain.
Laki-laki itu kemudian menuliskannya dan memposting ke blog. Ia pun tak tahu apa yang dilakukan.
"Mudah-muhan bermanffat," tukasnya.*
Asam Pedas Mabuk Kepayang di Alun Kapuas
Berwisata kuliner ke Pontianak rasanya belum lengkap kalau belum menjajal Asap Pedas Mabuk Kepayang khas Restoran Lancang Kuning. Selain harga murah, kita juga bisa menikmati keindahan Sungai Kapuas dengan segala aktivitasnya.
Resepnya kurang lebih sama dengan asam pedas di tempat lain. Namun, untuk menambah rasa kecut, pemilik sekaligus koki, Utin Asdini Hekmin Desi menambahkan asam kandis yang didatangkan dari Sanggau. Ia juga menambahkan terung asam seperempat buah untuk satu ons ikan.Sebagai bahan dasar, dipilih ikan yang masih segar. Ikannya pun beragam sesuai selera konsumen, terdiri dari bawal, senangin, kakap dan lais.
Restoran yang beralamat di Alun-alun Kapuas atau lebih dikenal dengan Korem ini mempertahankan menu andalannya sejak pertama kali buka pada 28 September 1998. Bahkan, ketika kepemilikan beralih dari Syarif Maman Alkadrie ke Utin Asdini Hekmin Desi, pada 3 Maret 2000 menu itu tetap dipertahankan.
"Kami tak ingin konsumen yang sudah akrab dengan rasa ini merasa kehilangan," kata Mami, panggilan akrabnya yang juga adik kandung Gusti Hersan Aslirosa, Ketua DPRD Kota Pontianak.
Setiap akhir pekan, banyak pengunjung yang datang termasuk dari luar daerah. Mulai dari masyarakat menengah, pengusaha hingga pejebat. "Barusan dari perkebunan kelapa sawit di Ketapang," ungkap Mami.
Konsumen umumnya akan datang kembali jika sudah sekali saja mencoba. Maka tak heran setiap akhir pekan, terutama sehabis magrib hingga sekitar pukul 00.00 WIB masih saja ada yang datang.
Untuk satu ons asam pedas mabuk kepayang, Mami menghargainya Rp 15 ribu. Harga itu pukul rata untuk semua jenis ikan.
Mabuk kepayang artinya rindu yang tak tertahankan. Maksudnya, jika sekali saja mencoba maka akan ingat terus.
Selain asam pedas, restoran ini juga menyuguhkan menu spesial. Diantaranya, seafood, udang dogol, special cah, tumis, sate, ayam dan aneka sambal. Untuk minuman mengandalkan, lidah buaya, anek jus dan tentu saja minuman kaleng.
Bernuansa Etnik
Selain mengandalkan rasa, restoran yang tak membuka cabang di tempat lain ini juga tampil beda dengan bangunan dan asesoris bernuansa etnik.
Model bangunannya mengadopsi Perahu Lancang Kuning khas Melayu. Di dinding terpajang lukisan burung enggang, tutup lampu model perahu lancang kuning serta tirai bambu.
Atapnya masih menggunakan sirap (kayu). Begitupun dengan tiang, lantai, dan pagar. Pemilik memilih kayu ulin yang didatangkan dari Ketapang.
Suasana yang terbuka membuat udara segar lebih leluasa masuk. Sehingga tak dibutuhkan pendingin ruangan. "Kita inginnya alami," tutur Mami, sambil tersenyum.*
Hipertensi Saya Sembuh
Setelah diet ketat selama kurang lebih tiga minggu tekanan darah saya yang semula tinggi (hipertensi) kini sudah normal.
Akhir minggu lalu saat saya iseng check dengan seorang petugas kesehatan, tekanan darah saya sudah 90/120. Angka itu merupakan ukuran normal yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) badan kesehatan PBB. Sebelumnya tekanan darah saya sempat 100/140.
Diet ketat yang saya lakukan di antaranya pantang makan daging, tak mengonsumsi makanan mengandung lemak, mengurangi kopi dan seterusnya.
Saya bersyukur sudah bisa normal. Sekarang target saya tinggal menguruskan badan biar normal dan elok dipandang. Maklum malu juga kayak karung beras. Hikhikhik...
Saya menargetkan dalam waktu 1 tahun, ukuran dan berat badan saya bisa kembali normal. Tentu saja dengan dukungan teman-teman dan keluarga.
Mengundurkan Diri di Borneo Tribune
Selasa, 8 April 2008 lalu saya secara resmi mengundurkan diri sebagai redaktur di Harian Borneo Tribune. Kini, saya tak lagi berstatus sebagai karyawan di surat kabar yang dipimpin oleh bang Nur Iskandar tersebut.
Untuk sementara saya masih menganggur sambil menunggu pekerjaan lain. Tak ada persoalan mendasar yang menyebabkan saya mundur di Borneo Tribune. Saya hanya ingin mencoba karir di tempat lain.
Jadi, sejak pengunduran diri tersebut saya sudah tak berhak lagi mengaku sebagai wartawan di Harian Borneo Tribune.
Untuk teman-teman di Borneo Tribune yang selama ini telah membantu, membimbing dan mengajari, saya ucapkan terima kasih. Jika ada kesalahan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Maju terus…
Salam,
Maaf Saya Pantang Makan Daging
Hasil test kolesterol yang saya lakukan di bagian medical check up RSU. Santo Antonius menunjukkan angka cukup tinggi. Di sisi lain, saya juga mulai terserang hipertensi atau tekanan darah tinggi. Wah gawat nih…
Terpaksa dalam beberapa waktu yang tak terhingga saya harus mulai mengerem diri terhadap makanan yang mengandung lemak hewani. Tentu saja daging.
Menurut salah seorang petugas kesehatan, tekanan darah saya 100/140. Sementara yang dipersyaratkan WHO, 90/120. ”Ini sudah hipertensi lho pak. Kalau dulu mungkin masih dianggap normal, tapi sekarang tidak,” celotehnya dan saya tinggal menjadi burung beo. Angguk sana, angguk sini.
”Lantas kalau hipertensi, bisa menyebabkan apa bu,” tanyaku.
”Wah lambat-laun bahaya pak. Untuk jangka panjang, banyak penyakit yang bisa muncul,” sambungnya.
Petugas tersebut mengatakan, nantinya jika tak segera diobati bisa stroke. Bisa cuci darah karena merusak fungsi ginjal dan serangan jantung. Aku bergidik juga mendengarnya. Ia menyarankan supaya segera diobati dan mengontrol makanan.
”Gile,” batinku.
“Dia memang berbakat hipertensi dan kolesterol tinggi. Keluarganya banyak yang stroke,” sambung istriku yang turut menemani selama proses pemeriksaan.
Ternyata hipertensi ada juga karena faktor keturunan. Jika kakek, nenek, atau, ibu, hipertensi, hal itu bisa turun kepada keluarganya.
Parahnya seorang teman mulai bergurau dan mengatakan, kalau sudah demikian tak sampai 50 tahun sudah pasti meninggal.
Menurut sejumlah literature yang saya baca, tingkat kolesterol total di bawah 5,2 dianggap baik, dan di atas 6,2 dianggap buruk. HDL adalah kolesterol baik. Kolesterol ini dapat diukur pada contoh darah yang diambil tanpa puasa. Semakin tinggi tingkat HDL semakin baik. Tingkatnya di atas 1,0 dianggap baik.
LDL adalah kolesterol buruk. Tingkat LDL dihitung memakai rumusan yang mencakup tingkat trigliserida. Contoh darah yang diambil setelah puasa dipakai untuk mengukur tingkat trigliserida atau untuk menghitung kolesterol LDL. Tingkat LDL di bawah 2,6 dianggap baik, sedangkan bila di atas 4,1 menunjukkan risiko tinggi terhadap penyakit jantung. Analisis terhadap hasil uji coba klinis yang baru dilakukan menemukan bahwa, untuk pasien berisiko tinggi penyakit jantung, LDL sebaiknya diturunkan di bawah 1,8.
Salah satu penyebab meningkatnya jumlahnya kolesterol karena makanan ekstern yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Oleh sebab itu lah mulai sekarang saya bertekad untuk sementara mengontrol makan daging. Bukan takut meninggal cepat, namun melihat sederet akibat yang akan ditimbulkan, bergidik juga dibuatnya.■
Menulis Karena Suka
Stefanus Akim
Borneo Tribune, Pontianak
Banyak alasan mengapa orang menulis. Mulai dari iseng, menyalurkan hobby hingga mencari nafkah. Bagi Eko Sugiarto, dirinya menulis karena suka. Tak ada alasan lain, dari tangannya kini sudah terbit banyak artikel dan buku.
”Kalau ditanya mengapa saya menulis, jawaban saya cukup singkat. Suka. Sekali lagi, suka. Ya, saya menulis karena suka. Itu saja,” kata Eko di blognya, http://www.ugieyogyakarta.blogspot.com.
Perkenalan saya dengan Eko secara tak sengaja saat blogwalking dan mencari buku-buku baru di internet. Saya kemudian tertarik dengan sejumlah buku yang sudah dihasilkannya. Meskipun karya tersebut terkesan sederhana, namun banyak informasi yang bisa didapatkan. Termasuk hal-hal praktis.
Perkenalan itu berlanjut dengan saling komentar di blog masing-masing, email, hingga SMS. Terakhir lima buah buku karyanya dikirim kepada saya. Masing-masing: Cari Kerja Lewat Internet, Mengenal Pantun dan Puisi Lama, Interupsi – Saat Rakyat Menggugat (kumpulan cerpen), Melayu di Mata Soeman HS dan Panduan Menulis Skripsi.
Kesan saya pada karya-karya Eko Sugiarto, bahwa karya-karya nya – terutama non fiksi - sederhana dan kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, hal ’kecil’ itu justru sangat dibutuhkan. Atau barangkali penulis lain menganggap hal tersebut tak layak ditulis atau gengsi menulisnya. Di situ lah Eko menunjukkan kesedarhanaan dan kerendahan hatinya lewat tulisan.
Di blognya, Eko menulis kesukaannya menulis baru tumbuh saat ia duduk di bangku SMA. Ketika itu ia masih kelas dua. Sebuah tulisan berupa puisi menghiasi sebuah media siswa lokal. Lantas tak lama kemudian sebuah puisi muncul di majalah komunitas yang beredar secara nasional, juga sebuah pantun muncul di surat kabar mingguan yang terbit di Yogyakarta. Eko mengaku, ketika itu, semangat menulisnya benar-benar membara hingga ia berpikir bahwa seandainya di sekolah ada kelas jurusan bahasa, ia pasti masuk jurusan bahasa. Namun sayang, sekolahnya tak membuka jurusan bahasa. Ia mesti memilih antara jurusan IPA dan IPS karena hanya dua jurusan itulah yang dibuka di sekolah saya.
Lulus SMA ia mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (UMPTN). Jurusan yang diambilnya adalah Sastra Indonesia, baik untuk pilihan pertama maupun pilihan kedua (di dua universitas berbeda). Ia diterima di pilihan pertama, yaitu di Jurusan Sastra Indonesia di UGM Yogyakarta. Ia kemudian lulus dengan predikat cum laude.
Di kampus itulah ia kian rajin belajar menulis. Namun, ia mengaku kecewa karena ternyata di kampus itu ia hanya mendapat teori tentang menulis. Soal praktik menulis, harus dilakukannya sendiri. Oa pun kian giat membaca buku-buku teori menulis dan kian giat berlatih menulis. Beberapa tulisan dimuat di media lokal di Yogyakarta.
Pada akhir Februari lalu, saya iseng-iseng mengunjungi blog Eko. Ternyata buku Mencari Kerja Lewat Internet kembali cetak ulang. Buku tersebut terbit kali pertama September 2007, dalam usianya yang baru enam bulan telah cetak ulang, kali ini sebanyak 5.000 eksemplar. Saya mengucapkan selamat di chatbox blognya. Kini, hobby dan keyakinan yang ditekuni Eko Sugiarto telah mendatangkan berkah bagi dirinya. Satu hal yang tak bisa dinilai dengan materi, setiap kata yang ia rangkai menjadi kalimat yang menjadikan dirinya merasa ’suka’.
”Anda semua telah diberi dua anugerah luar biasa: pikiran Anda dan waktu Anda. Terserah kepada Anda untuk melakukan apa yang Anda senangi dengan keduanya.... Anda dan masa depan anak-anak Anda akan ditentukan oleh pilihan yang Anda buat sekarang, bukan besok,” Eko Sugiarti menjadikan kalimat, Robert T Kiyosaki, sebagai ‘bahan bakar’ agar ia terus menulis.■
Harmoni yang Terkoyak
Salah satu tempat dupa yang hancur diamuk massa. Foto: Lukas B Wijanarko.
Jalan Gajah Mada, Pontianak, Kamis 6 Desember 2007. Amarah massa memuncak, lemparan batu memecahkan kaca-kaca rumah dan mobil. Sebuah kelenteng juga menjadi amuk massa. Mobil, dupa dan barang-barang yang ada di dalam kelenteng porak-poranda. Pontianak tegang, aparat keamanan bersiaga. Dua hari kemudian keadaan berangsur kondusif, tak ada lagi kerumunan massa.
Kericuhan ini dipicu perkelahian antara dua orang di Gang 17 Jala Tanjungpura. Mereka adalah Iksan dan Syarif Mustafa Ibrahim. Gang 17 sendiri tembus dengan Jalan Gajah Mada, sebuah kawasan “pecinan” di Pontianak. Kawasan ini menjadi pusat bisnis dan perdagangan sejak dahulu hingga sekarang. Secara kebetulan Iksan orang Tionghoa, sementara Syarif Mustafa Ibrahim orang Melayu, tepatnya keturunan Arab yang sudah berasimilasi menjadi Melayu.
Akibat kericuhan ini, belasan rumah dan toko (ruko) serta mobil di sepanjang Jalan Kedah, Jalan Ketapang dan Jalan Tanjungpura, serta Gang 17 rusak akibat lemparan batu.
Sebelumnya terjadi perkelahian sekitar pukul 19.00 WIB. Perkelahian dipicu mobil jenis BMW yang diparkir tergores, sehingga membuat pemiliknya, Iksan, mencari tahu sebabnya. Ia mondar-mandir bertanya ke sana ke mari, tidak juga ada jawaban.
Secara kebetulan Iksan berpapasan dengan Syarif yang keluarganya sedang ramai tahlilan hari ke-25 wafatnya anggota keluarga. Iksan pun bertanya lagi. “Saya tak tahu,” ujar Syarif.
Jalan di Gg 17 sempit. Tak lebih dari 2 meter lebarnya. Timbul percekcokan antara Iksan dengan Syarif yang berbuntut perkelahian. Hidung Syarif luka oleh pukulan tangan kosong Iksan. Menurut Syarif, ia dipukul dengan rantai yang dililit di kepalan tangannya.
Kerumunan massa di Gg. 17 Jalan Gajahmada, Pontianak. Foto: Lukas B Wijanarko
Awalnya, perkelahian berhasil dilerai warga. Selang beberapa waktu, tiba-tiba sekelompok massa mendatangi rumah 122 A Gang 17 padahal rumah tersebut sudah dijaga puluhan personel aparat. Kerumunan massa disebabkan informasi yang simpang siur. Massa nekat memasuki rumah, tetapi dihadang petugas kepolisian. Sempat massa bersitegang dengan petugas. Terjadi pelemparan batu oleh beberapa warga yang mengenai atap rumah.
Petugas kemudian berhasil mengevakuasi penghuni rumah menggunakan truk dari satuan Brimob. Ketika penjagaan agak longgar, massa berhasil memasuki rumah. Kaca-kaca pun rontok. Tak lama aparat yang bertambah banyak menghalau massa ke luar gang.
Kerumunan massa bertambah besar. Datang dari berbagai penjuru Kota Pontianak. Saat itu pelaku perkelahian yang sebelumnya berada di Polsekta Pontianak Selatan sudah dipindahkan ke Poltabes Pontianak setelah melalukan visum di RS Bhayangkara Polisi daerah Kalbar.
Namun lantaran masih tetap ingin mencari pelaku pemukulan atas Syarif, sekelompok massa mendatangi Polsekta Pontianak Selatan untuk melihat langsung pelaku pemukulan.
Sementara itu meski dijaga ketat aparat kemanan, massa tetap memaksa masuk ke dalam rumah.”Hancurkan jak!” Terdengar teriakan lantang dari kerumunan massa. Dibalas sahut-menyahut.
Amarah massa tidak terbendung. Kaca rumah dipukul, semua barang yang ada tidak luput dari pukulan. Mobil yang berada dalam rumah juga menjadi korban.
Tidak puas, sebagian dari massa terlihat naik ke lantai dua. Eksekusi itu mulai sekitar pukul 23.40. Tepat pukul 00.00 aksi penghancuran rumah yang dilakukan puluhan massa reda. Sementara massa yang lain hanya menonton.
Wakapoltabes, AKBP Andi Musa, SH turun dalam kerumunan. Ia menghimbau Brimob yang sejak awal melakukan penjagaan untuk mengarahkan massa ke luar. ”Rekan Brimob, tolong rekanrekan semua dihimbau meninggalkan lokasi,” katanya. Sekitar pukul 00.10, kerumunan massa di rumah 122 A mulai berkurang. Hanya tinggal aparat berjaga-jaga.
Meskipun sempat ramai, namun sebagian besar kawasan di Pontianak justru aman dan biasa-biasa saja. Rumah Makan Melda buka hingga pagi. Laris-manis seperti biasa. Jaraknya hanya sekitar 6 blok ruko dari tempat kejadian perkara (TKP). Begitupun warung pecel lele Lamongan di depan Gang 17. Tetap buka seperti biasa. Pasar Flamboyan yang lokasinya hanya ratusan meter dari TKP juga aman. Kota Pontianak kembali normal walaupun Poltabes menetapkan siaga satu sejak Jumat (7/12/2007).
PROVOKASI
Jumat, sekitar pukul 21.00. Ratusan warga kembali memenuhi Jalan Gajah Mada. Tepatnya di depan Cafe Tapaz. Terdengar tembakan ke udara dari petugas. Segera terjadi kemacetan pada arus lalu lintas di ruas pecinan terbesar Kota Pontianak.
Kerumunan massa di Jalan Gajahmada, Pontianak
Beberapa pengendara terpaksa balik kanan akibat jalan sudah terhalang massa. Dari beberapa informasi yang berkembang, awalnya terjadi perkelahian kecil antar oknum pemuda di salah satu warung kopi, tetapi belum jelas pemicunya.
Petugas mengamankan satu orang yang diduga sebagai tersangka. Tiba-tiba sebuah sepeda motor dengan dua pengendara melintas sambil berteriak. Aksi ini segera diceagh dan keduaduanya diciduk petugas.
Melihat kerumunan massa yang makin ramai, Kapolda Kalbar Brigjen Drs Zainal Abidin Ishak, turun ke lokasi. Disusul Walikota Pontianak, dr H Buchary A Rachman. Kondisi berangsur normal. Pukul 23.00 lalu lintas benar-benar kembali normal.
Safrudin, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kota Pontianak yang berada di TKP, mengaku tak tahu siapa oknum yang diduga berkelahi. ”Kejadian ini hanya kriminalitas murni. Serahkan sepenuhnya kepada polisi,” himbaunya. Menurutnya, mungkin ada sebagian masyarakat belum tahu hasil keputusan dari pertemuan di siang harinya.
Pukul 13.00 di Mapoltabes, terjadi kesepakatan damai dari kedua tokoh masyarakat, baik Tionghoa maupun tokoh masyarakat Melayu di Ruang Balai Kemitraan Mapoltabes.
SAMPAIKAN PERMOHONAN MAAF
Perwakilan Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), Sutadi SH, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Kota Pontianak. MABT sangat menyesalkan terjadinya perkelahian dari kesalahpahaman oknum warganya sehingga korban dirawat di rumah sakit.
Sebuah mobil dan vihara Panca Dharma Sradha yang juga diamuk massa. Foto: Lukas B Wijanarko.
Pihaknya mempercayakan pada kepolisian untuk menyelesaikannya konflik secara hukum. Sutadi menambahkan, perlunya kerja sama antar etnis. Ia berharap, pertemuan itu tak sampai di permohonan maaf saja, tapi harus ada kelanjutannya dalam bentuk kerja sama yang saling tolong-menolong dan harga-menghargai.
Sementara Ateng Sanjaya, warga Tionghoa yang dua puluh tahun berpofesi menjadi pemadam kebakaran mengatakan, selama ini warganya selalu menjaga kesatuan dan kesatuan. Ia berprinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Perwakilan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Syafarudin mengatakan, kejadian kriminal seperti Gang 17 jangan sampai terulang. “Pertikaian kemarin malam hendaknya menjadi hikmah kepada kita semua, sehingga kita bisa duduk bersama tanpa melihat dari suku dan bahasa apa,” ungkapnya. Insiden itu, menurutnya, disebabkan kurangnya komunikasi kedua belah pihak.
Dialog para tokoh difasilitasi Mapoltabes Pontianak yang dipimpin langsung Wakapoltabes, Andi Musa, SH dengan mengundang tokoh masyarakat, diantaranya MABT, MABM, Yayasan Bhakti Suci, tokoh agama dan perwakilan warga. Acara ditutup dengan doa, foto bersama yang menampilkan tokoh masyarakat bergandengan tangan.
PONTIANAK KONDUSIF
Sabtu (8/12/2007), Kota Pontianak berangsur-angsur mulai kondusif. Sebelumnya kota sempat mencekam karena simpang siurnya pemberitaan yang beredar di tengah masyarakat.
Sepanjang jalur Jalan Gajahmada dan Tanjungpura kondisi perdagangan berjalan normal. Hanya rumah tersangka di Gang 17 masih dalam pengawalan kepolisian meskipun tak seketat hari petama. Konsentrasi massa juga tak ada lagi karena polisi membubarkan mereka. Masyarakat melakukan aktivitas seperti biasa seakan tak terpengaruh keadaan sebelumnya. Ruko-ruko yang sehari sebelumnya tutup, mulai buka kembali.
Pada Minggu (9/12/2007) Kota Pontianak benar-benar aman. Mayarakat sudah beraktivitas seperti biasanya. Tak tampak lagi toko yang tutup atau yang dijaga ketat. Di pasar tradisional harga barang tetap normal. Tidak terjadi lonjakan seperti yang ditakuti masyarakat.
...
Pertikaian ini tentu saja membuat banyak orang khawatir.
Betapa tidak? Belum juga hilang diingatan kita peristiwa Sanggau
Ledo dan Sambas sepanjang tahun 1999 hingga 2000, kini
kemungkinan rusuh massal itu kembali terjadi. Kalimantan
Barat selama ini sudah dicap daerah rawan konflik. Ada yang
mencatat kerusuhan etnis itu terjadi sejak jaman penjajahan
Belanda. Paling tidak yang bisa dicatat, kerusuhan itu tejadi
sejak 32 tahun lalu. (Stefanus Akim)
*Edisi Cetak Dimuat Majalah Suara Baru, Jakarta Edisi Januari-Pebruari 2008
Menunggu Motor Pepet Tiba
MOTOR PEPET
Para pelajar dari Kampung Mungguk, Kecamatan Ngabang menggunakan motor pepet sejenis motor klotok untuk pergi sekolah. Setiap siswa patungan Rp60 ribu sebulan untuk ongkos membeli solar. FOTO: AA. Mering.
___________________________________________________
Matahari sudah condong ke barat. Hawa panasnya masih membakar kulit. Tiga siswi berseragam baju putih dan rok biru bercengkerama sambil duduk di pangkalan Matalaya, Desa Raja, Ngabang. Masing-masing memegang buku tulis yang dikibas-kibaskan ke arah tubuh untuk dijadikan kipas. Udara panas. Titik-titik peluh yang keluar dari pori-pori menyatu mengalir membasahi wajah-wajah sawo matang hampir kehitam-hitaman itu.
Pangkalan Matalaya, hanya terdiri dari dua tonggak balok belian yang menancap miring di dasar sungai. Ia dihubungkan dengan kayu serupa yang melintang.
”Kami menunggu motor pepet, mau pulang ke rumah di Kampung Mungguk,” kata Sumiati, salah seorang dari ketiga siswi itu.
Kedua temannya, Yana dan Yani, mengangguk malu-malu.
Perkenalan saya dengan ketiganya terjadi tak sengaja. Saat mengunjungi Kampung Raja, saya melihat mereka duduk di sisi sungai. Saya berpikir mereka anak sekolah yang bolos, ternyata sedang menunggu jemputan untuk pulang ke rumah.
Sumiati, Yana dan Yani bersekolah di tempat yang sama, SMP Negeri 2 Ngabang. Usia satu dengan yang lain tak terpaut jauh, antara 13 hingga 14 tahun. Dari Pangkalan Matalaya dibutuhkan waktu satu jam lagi berjalan kaki untuk tiba di sekolah tersebut.
Usai jam sekolah sekitar pukul 12.00, mereka kembali ke Pangkalan Matalaya. Selama 1 jam berjalan di tengah panasnya terik matahari, barulah bisa mengaso di Pangkalan Matalaya. Tiba di Matalaya, masih dibutuhkan waktu sekitar 1 jam lagi barulah motor pepet tiba. Motor pepet sebutan untuk motor klotok. Pukul 14.00 mereka beranjak pulang ke kampung.
”Kami sampai di rumah biasanya jam 3 (pukul 15.00) sore,” timpal Yana.
Hari ini jemputan agak lama. Sebab, Dede yang menjadi juru mudi sekaligus siswa kelas 2 Aliyah pulangnya agak lambat. Usai jam sekolah ia menyinggahi teman-temannya yang sudah menunggu di pangkalan.
Untuk mengganti ongkos membeli minyak solar, setiap siswa dikenakan biaya Rp60 ribu sebulan. Ada sekitar 20 siswa/siswi yang menggunakan motor pepet milik Dede. Uang tersebut biasanya disetor awal bulan, namun jika terlambat sampai akhir bulanpun Dede mafhum, sebab tujuannya saling membantu agar bisa sama-sama mengenyam pendidikan.
Dari Kampung Mungguk ada tiga buah motor pepet yang mengangkut siswa-siswi. Juru mudi umumnya sekalian sekolah. Jika sakit barulah digantikan oleh orang lain. Bisa ayah, paman atau saudara.
Jarak antara Ngabang dan Kampung Mungguk tempat para siswa itu berasal sekitar 9 kilometer jika ditarik lurus. Jarang ada yang menggunakan jalan darat. Selain jauh juga penuh lubang. Aspalnya sudah mengelupas.
”Jalan darat jahat. Banyak lobang,” tutur Yana, saat kutanya mengapa tak menggunakan jalan darat. Arti ucapannya, jalannya jelek banyak lubang menganga.
Tak ada oplet atau kendaraan umum angkutan pedesaan menuju desa di hulu Sungai Landak itu. Jalannya rusak dan untuk menyeberangi anak sungai yang lebarnya 15 meter menggunakan jembatan gantung.
Tak hanya pulang sekolah yang butuh perjuangan, berangkat sekolahpun juga sama. Mereka harus bangun pukul 04.30. Mandi, menyiapkan buku, dan menunggu motor pepet. Pukul 05.00 motor pepet berangkat, jika terlambat terpaksa ditinggalkan. Sebab harus tiba pukul 06.00 dan mengejar masuk sekolah pukul 07.00 tepat.
”Sering terlambat,” tanyaku.
”Jarang. Tapi kalau terlambat dihukum. Biasanya bersih-bersih kelas, WC atau ruang guru,” papar Yani.
“Di kampung kami tak ada SMP, hanya SD jak,” sambung Sumiati.
Desa Mungguk masuk dalam Kecamatan Ngabang, berbatasan langsung dengan ibu kota kabupaten. Di desa itu ada sekitar 200 kepala keluarga. Penduduknya umumnya bekerja sebagai petani karet dan menanam padi.
***
Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat, Ngatman mengatakan, tahun 2008 ini Dana Alokasi Umum (DAK) Pendidikan bisa mencapai Rp507 miliar. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dari tahun 2007, yang sebesar Rp169 miliar. Tahun 2007 tiap kabupaten/kota di Kalbar memperoleh DAK bidang pendidikan berkisar antara Rp13-16 miliar.
Dana itu untuk memperbaiki sekolah yang rusak. Disalurkan langsung ke kabupaten/kota. Sementara peringkat kelulusan tingkat SMP masih di posisi 23 dari 33 provinsi tahun 2006 dan tingkat kelulusan SMA hasil UAN 2006 pada level 17 nasional. termasuk angka buta huruf yang masih tergolong tinggi.
Anggota DPRD Kalbar, Katarina Lies meminta agar dana tersebut benar-benar dimanfaatkan secara optimal. Ia minta agar daerah pedalaman yang jarak sekolah dengan pemukiman jauh menjadi perhatian utama. Apa lagi anak-anak sekolah harus berjalan satu hingga dua jam untuk tiba di sekolahnya.
****
Matahari makin condong ke barat. Di hilir terdengar pekikan motor pepet. Ketiganya bergegas, berdiri dan menengok ke arah Sungai Landak yang airnya cokelat karena aktivitas PETI dan perkebunan sawit.
Motor Pepet itu terus melaju dan meninggalkan suara yang memekakkan telinga. Gelombang yang ditimbulkannya menggoyang-goyangkan sampan yang ditambat di tepi sungai. Beberapa di antara sampan itu terangkat di delta yang rendah. Yang lain membentur tebing tanah atau tiang gertak kayu.
”Hoi...hoi..hoi...,” teriak para siswa laki-laki di motor pepet itu. Mereka melambaikan tangan dengan akrab ke arah kami.
Ketiganya kembali duduk. Ternyata itu bukan motor yang mereka tunggu-tunggu sejak satu jam lalu. Perut yang keroncongan memaksa mereka harus segera kembali ke rumah.
Sepuluh menit kemudian terdengar lagi motor pepet. Suaranya kencang dan memekakkan telinga. Sejurus kemudian mendekat. Suaranya turun naik. Kadang tinggi dan kadang rendah. Seorang siswa laki-laki memegang seutas tali nilon penambat, seorang lagi memegang kemudi, yang lain duduk tak acuh. Sejurus si pemegang tali nilon melompat di atas gertak.
”Bang kami jalan dulu,” Sumiati berguman ditujukan kepada saya.
Bersama kedua temannya ia naik ke atas motor pepet yang akan mengantarkannya pulang ke rumah.
Motor pepet itu berlalu. Ia meninggalkan suara yang memekakkan telinga, gelombang, serta asap hitam pekat keluar dari kenalpotnya. Esok hari rutinitas itu akan terulang kembali.■
Touring di Wilayah Timur
Libur satu hari, bertepatan dengan hari raya Imlek, Kamis (7/2) saya manfaatkan untuk jalan-jalan ke wilayah timur Kalimantan Barat. Menggunakan mobil Daihatsu Xenia, kami delapan orang: Nur Iskandar, AA. Mering, Tanto Yakobus, Ukan Tarmidzi alias Bang Fakun, Lazarus, Yohanes Supriyadi alias Lancui serta Bang Rustam, start dari Pontianak sekitar pukul 06.00 pagi.
Bertolak dari Borneo Tribune di Jalan Purnama No 02 , kendaraan yang dikemudian Nuris terus melaju menuju Pontianak Utara. Matahari masih malu-malu menampakkan wujudnya. Embun masih tebal menyelimuti jalan raya. Namun Nuris melaju dengan lincah di antara kendaraan pribadi dan umum yang melintas.
Kurang lebih satu jam, kami tiba di Pinyuh. Pinyuh adalah sebuah kota kecamatan kecil di Kabupaten Pontianak. Lokasinya strategis dan orang biasanya menggelarinya segitiga emas, sebab menjadi tempat persinggahan kendaraan dari arah timur (Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan seterusnya) serta dari arah utara (Singkawang, Sambas dan Bengkayang). Serta sebaliknya dari arah Pontianak menuju kawasan utara atau timur.
Meskipun kecil, namun kota ini hidup hingga tengah malam. Warung kopi, warung nasi masih ramai hingga tengah malam. Kondisinya kontras dengan Mempawah – ibu kota Kabupaten Pontianak – yang berjarak sekitar 11 km dari Pinyuh. Pukul 09 malam, Mempawah sudah sepi. Namun keunggulannya kota ini lebih bersih, asri dan tertata. Mungkin karena kota ini adalah pusat pemerintahan.
Pinyuh memiliki ciri khas sebagai kawasan Pecinan. Bangunan di sepanjang jalan merupakan rumah toko (ruko). Di bagian bawah biasanya dijadikan tempat usaha untuk berjualan. Mulai dari sembako, kelontong, pakaian, bengkel, rumah makan, warung kopi, swalayan dan semacamnya. Bagian atas untuk tempat tinggal. Di pinyuh juga dengan mudah kita menemui Kelenteng dan tempat praktik Lauya atau Laoya. Lauya adalah sebutan untuk dukun Tionghoa.
Berbagai makanan ringan yang sebagian besar berbahan dasar makanan laut mudah ditemui di Pinyuh. Umumnya didatangkan dari desa sebelah. Sungai Purun, Semudun, Benteng – kampung nelayan di Mempawah – Sungai Kunyit, bahkan dari Singkawang adalah penyuplai makanan-makanan itu. Makanan ringan berupa ikan asin yang dikemas dalam kotak plastik, ebi, telur puyuh, terasi, telur penyu, kerupuk, serta berbagai macam penganan lainnya.
Ebi ukuran besar dijual Rp45 ribu, sedang Rp30 ribu dan kecil Rp25 ribu. Ikan teri kualitas bagus untuk ukuran bungkus kecil dijual Rp15 ribu, sedang Rp25 ribu dan besar Rp35 ribu. Sementara sotong kering yang bisanya digunakan untuk bahan utama sotong pangkong untuk ukuran besar dijual Rp80 ribu. Sedang Rp45 ribu dan kecil Rp25 ribu.
Usaha paling banyak digeluti di Sungai Pinyuh adalah warung kopi, warung nasi dan bengkel. Mungkin karena menjadi tempat singgah kendaraan umum dan kendaraan pribadi maka usaha-usaha jenis ini paling laku.
Bagi penikmat Chinese Food, Pinyuh juga menjadi surganya. Ada beberapa warung yang menyediakan nasi merah, nasi cap cai, bakmie, mie tiaw, kwee cap, serta yang lainnya.
Usai beristirahat sambil menikmati kopi panas, telur setengah matang dan telur penyu kami melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya di Ngabang, ibu kota Kabupaten Landak.
Ngabang sebenarnya juga tempat transit kendaraan darat baik yang berasal dari Pontianak maupun sebaliknya dari kawasan timur. Kota kecil ini juga menjadi tempat menjual barang dari desa sekitar, sebaliknya Ngabang menyediakan kebutuhan masyarakat sekitar. Sejumlah sekolah mulai dari TK hingga SMA dan SMA ada di sini. Para pejabat pemerintah, LSM, dan tokoh masyarakat membuat STKIP di bawah naungan Yayasan Pamane Binua. Direncanakan tahun 2008 sudah bisa menerima mahasiswa. Salah satu yang melatarbelakangi pendirian kampus ini karena Landak kekurangan tenaga guru sebanyak 13 ribu orang. Di sisi lain perguruan tingi di Pontianak tak mampu menyediakan kebutuhan itu ditambah jurusan yang diperlukan juga tidk ada.
Ngabang terus memacu diri untuk sejajar dengan kota-kota lain di Kalimantan Barat. Dulunya Ngabang hanyalah sebuah kota kecamatan, namun seiring pemekaran Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Landak dan kabupaten induk perkembangannya sedemikan cepat. Tentu saja dengan beberapa ekses negatif yang tak dapat dihindari.
Di Ngabang, juga menyempatkan diri singgah di Kampung Raja. Dinamakan demikian karena kampung ini dulunya adalah pusat kerajaan Landak. Sisa kerajaan ini masih terlihat dengan berdirinya Istana Ismahayana serta rumah-rumah tua milik para petinggi kerajaan zaman dahulu. Sebelumnya kami bertemu dengan Bupati, Adrianus Asia Sidot.
Perjalanan dilanjutkan di Kota Sanggau. Kota Sanggau yang meupakan ibu kota Kabupaten Sanggau cukup besar dan padat. Mungkin jika dibandingkan dengan Singkawang jauh lebih besar. Sejumlah bank BUMN dan swasta, salah satunya Danamon membuka cabang di kota ini. Hotel dan penginapan juga cukup banyak dari yang kelas biasa, melati, hingga yang cukup berkelas. Begitu pun cafe serta tempat makan lainnya.
Kawasan pemukiman dan tempat wisata yang cukup menarik berada di Sanggau Permai. Orang di sana menyebutnya Bogor. Lokasinya yang berada di atas bukit, jalan berkelok-kelok, udara segar dan dingin, pemandangan indah serta sejuk lah yang menginspirasikan orang menyebutnya dengan nama itu. Di sana juga ada beberapa villa dan tempat pemancingan. Sanggau Permai dirancang oleh mantan Bupati Sanggau Kol (Pur) H. Baisuni saat ia memerintah di sana.
Malam harinya setelah menikmati perayaan Imlek dan makan malam kami menginap di Villa Yerusalem. Villa ini milik salah satu pengusaha Tionghoa yang akrab dipanggil Akim. Berada di sebuah bukit dan terpencil dari pemukiman menjadikannya tempat yang sangat enak untuk beristirahat.
Dari villa ini pada malam hari kita bisa melihat lampu-lampu di Kota Sanggau. Pagi hari kita disambut hangatnya mentari yang berlawanan dengan dinginnya udara serta kabut tipis. Sejauh mata memandang yang ada hanya hamparan hijau tumbuhan. Tak ada kebisingan. Villa ini bertingkat tiga dengan cukup banyak kamar, tempat tidur, sound system, peralatan masak, listrik dan air. Sayang, kami buru-buru harus bertemu Bupati Sanggau, Yansen Akun Effendi sehingga kami pagi-pagi harus meninggalkan villa.
Menjelang siang, kami kembali ke Pontianak. Tubuh sudah capek dan mata ngantuk. Tinggal pak Nuris yang masih semangat. Sejak berangkat ia mengendarai mobil tak digantikan. Dalam perjalanan kami singgah di Gunung Seha, Pahauman. Membeli rebung, tengkuyung (sejenis siput sungai) dan Nuris membeli Katoro atau Ambin yang digunakan masyarakat Dayak untuk membawa barang. Tempat singgah terakhir sebelum tiba di Pontianak di warung Pengkang. Tiba di Pontianak sekitar 19.00 dan langsung kejar deadline.
*Keterangan Foto:
(1) Rauji, seoarang penjual rebung di Gunung Seha Pahauman, Kabupaten Landak.
(2) Memilih Ebi
(3) Terasi yang Dibungkus Daun Nipah
(4) Menikmati Sungai Landak di Pangkalan Matalaya, Kampung Raja
(5) Telur Penyu
(6) Pemandangan Sanggau di Villa Yerusalem
(7) Siap-siap Melanjutkan Perjalanan
(8) Pengamen di Sungai Pinyuh
(9) Sujan, Salah seorang Penjual Tengkuyung di Gunung Seha, Pahauman
(10) Ayo Semangat di Villa Yerusalem
(11) Mejeng dengan Latar Belakang Villa Yerusalem.
**Foto: AA. Mering