tag:blogger.com,1999:blog-2983738514566197332024-03-14T10:40:26.927+07:00Tabik, STEFANUS AKIMWeblog ini milik Stefanus Akim, seorang wartawan di Pontianak, West Borneo. Memuat berita, opini, feature, artikel dan mungkin juga narasi serta foto baik yang sudah dipublikasikan maupun publikasi terbatas.stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.comBlogger167125tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-31754648661868106922018-07-02T19:16:00.001+07:002018-07-02T19:21:35.009+07:00Selalu ada Tsunami Sepak Bola, dan juga Pilkada<span class="fullpost">
Siapa yang akan mengira Jerman akan takluk dari Korea Selatan? Siapa yang akan mengira Italia dan Belanda tak jadi peserta piala dunia. Tapi itulah kejutan-kejutan di sepak bola, sama seperti kejutan-kejutan di Pilkada. Menang di lembaga survei, serta menjanjikan Anda akan menang di Pilkada belum tentu hasilnya sama. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Begitupun sepak bola. Unggul materi pemain serta pelatih bonafid, tak menjanjikan negara Anda akan juara atau bahkan masuk final juara dunia. Apalagi kalau hanya unggul wives and girlfriends (WAGs) - nah ini saya ngacoooo. Hahahahaha
</span><br />
<br />
Setakat ini sudah ada 12 negara yang tak lolos babak 16 besar dari delapan grup di babak penyisihan. Di Grup A ada Saudi Arabia dan Mesir, di Grup B ada Iran dab Maroko, di grup C ada Peru dan Asutralia. Di grup D ada Nigeria dan Islandia. Di grup E ada Serbia dan Kosta Rika, grup F ada Korea Selaran dan Jerman.
Kita masih harap-harap cemas menunggu hasil pertandingan Grup H, karena Jepang (katanya sih saudara tua kita, lewat Jepang cahaya Asia, dst) dan Senegal masing-masing mengantongi 4 angka hasil dari satu kali menang dan satu kali kalah.<br />
<br />
Jepang tentu masih ada harapan lolos meskipun peluang terendah akan jadi runner up. Hitung-hitungannya, jika menang lawan Polandia yg sekarang berada di dasar klasemen maka Jepang akan mendapat 7 angka. Jika seri Jepang akan dapat total 5 angka, jika kalah maka akan tetap 4 angka.
Yang jantungnya masih dagdigdug tentu saja Senegal, karena jika kalah lawan Kolombia maka akan terkudeta. Jika melihat materi pemain, maka kemungkinan itu berpihak kepada Kolombia.
Barangkali dagdigdug-nya Mbaye Niang - straiker Senegal - sama seperti sebagian besar peserta dan pendukung Pilkada yang memantau quick count saat ini. Kenapa? predikasi Senegal kalah. Rumah-rumah taruhan pun menempatkan Mbaye Niang di posisi yang kalah.
Dagdigdug juga pasti dirasakan Radamel Falcao - straikernya Kolombia yang sekarang main di PSG. Sebab, meskipun diunggulkan, tapi kan baru diunggulkan lewat prediksi. Belum tentu juga dia kan kawan-kawannya bisa melewati hadangan Senegal. Ya, kondisi Radamel Falcao sama lah dengan kandidat Pilkada yang diunggulkan lembaga survei. Hihihihi
Yang tentu saja tak terlalu dagdigdug tentu saja di Grup G. Apa pun hasilnya, Inggris dan Belgia tetap akan lolos. Sedangkan Tunisia dan Panama pasti akan balek abah alias pulang kampung.
Sepakbola memang unik. Sama unik-nya seperti Pilkada. Selalu ada saja kejutan, mulai dari proses hingga hasil akhirnya. Salah satu kejutan di Pilkada buat saya adalah ketika putri saya yang baru beberapa hari punya e-KTP bangunkan saya pagi-pagi. Setengah memaksa ia minta ditemani daftar di DPT tambahan. Saya tanya mengapa mau ikut memilih? Jawabannya sedikit mengejutkan, "Perempuan harus pilih perempuan, Pak. Ini persamaan gender."
"Hillary Clinton kalah kena Donald Trump, karena tak semua perempuan Amerika pilih Hillary."
Dalam hatiku berujar. "Nak, coba gak buatkan bapak kopi di dapur sana. Jangan bahas politik, bapak masih ngantuk. Kalau bahas bola masih oke lah!"
Kembali kepada sepak bola. Sepak bola tentu saja tak bisa dilihat linear. Sebab ada faktor-faktor pendukung di sekelilingnya yang juga berperan. Mulai dari perangkat pertandingan, rumah taruhan dan terbaru tentu saja VAR (video assistant referee).
Pelatih Manchester United asal Portugal, Jose Mourinho pernah berujar, "Sepakbola dan Piala Dunia selalu penuh kejutan. Di situlah keindahan sepakbola yang selalu menyenangkan, membuat orang-orang yang mencintai sepakbola semakin bahagia."
Pilkada juga begitu...banyak faktor yang bisa menetukan kalah menang. Bahkan yang sudah menang pun bisa kalah kalau ada uji materil di MK misalnya. Sama lah seperti penalti Jepang ketika melibas Jerman, awalnya dianggap offside, tapi setelah wasit melihat VAR akhirnya disahkan.
Terus jagoan Anda di Piala Dunia kali ini siapa? Senior saya Marcellus Basso sih sudah menetapkan hati kepada Prancis. Dua hari lalu sekitar pukul 20.00 WIB, dia kirim WhatsApp kepada saya, bunyinya gini. "Malam, Bro. Dua pertanyaan. 1. Siapa pemenang piala dunia, 2. Siapa pemenang Pilgub?"
"Brazil bang! Kalau dak ya Portugal. Karena di situ ada Ronaldo, saya Madridistas wajib dukung Ronaldo." Hahahahaha
"Kalau saya Prancis. Dulu saya jagokan Italia, eh menang." Kata beliau.
Bang Marsellus Basso, tapi terakhir, saat saya tulis ketikan ini saya ingin Rusia terus melaju. Kenapa Rusia? "Saya suka melihat WAGS Rusia, ada manis-manisnya...Hihihi
Kalau pun Brazil, Portugal, atau Rusia dan lolos saya tetap akan nonton piala dunia kali ini. Saya dak akan mogok apalagi nangis bombai seperti teman saya pendukung Jerman. Dia berhenti nonton sepak bola karena Jerman tersingkir.
Nikmatilah perhelatan Pilkada kali ini dengan segala dinamikanya sambil kita sebatas mengusulkan strategi berikutnya. Sebab, sama seperti ketika nonton sepak bola, kita hanya bisa teriak-teriak di depan televisi, sedangkan yang berhak menentukan pemain adalah pelatih. Kita marah-marah bilang pelatih Argentina, Mr Sampaoli lingau karena tak turunkan Paulo Dybala pun dak ngaruh sama dia. Tetap saja Sampaoli pasang Gonzalo Gerardo Higuaín dan Angel Fabián di María Hernández.
Nah, meneruskan pertanyaan Bang MArsellus Baso. Siapa pemenang piala dunia menurut Anda? Siapa pemenang Pilgub Kalbar?
stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-74168363327386865052014-11-12T12:23:00.000+07:002014-11-12T12:35:28.761+07:00Selamat Jalan Pastor Johan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-7Iz9HwytGqA/VGLulFfY36I/AAAAAAAAA2E/SqovDlTQ7o8/s1600/IMG_20141112_085659.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://4.bp.blogspot.com/-7Iz9HwytGqA/VGLulFfY36I/AAAAAAAAA2E/SqovDlTQ7o8/s200/IMG_20141112_085659.jpg" width="200" /></a></div>
"RIP Pater Vigilius Johan OFM Cap tgl 12 Nov 2014 jam 2 dinihari di Ja - Teng. Jenasah akan dibawa ke Pontianak."<br />
<br />
Status BlackBerry Messenger Pastor Egi OFM Cap tadi pagi membuat saya kaget.<br />
<br />
Saya kenal dengan orang yang dimaksudkan Pater Egi.
Tahun 1993 ketika saya masuk Wisma Widya, asrama Seminari St Paulus Nyarumkop di Singkawang, Pastor Vigilius Johan OFM menjabat sebagai pembina asrama kami.<span class="fullpost">
Sebagai pembina asrama tentu saja Pastor Johan - begitu kami memanggilnya - setiap hari berhubungan dengan kami.
Mulai pukul 04.00 WIB subuh, Pastor Johan sudah membunyikan bel listrik dari kamar sederhana berukuran sekitar 3x4 meter.
Kami para siswa seminari tidur di loteng yang jumlahnya sekitar 100 lebih. Di pojok loteng itulah kamar Pastor Johan nyempil.
Bel yang beliau bunyikan tentu saja membuat di antara kami menggeruti. Apalagi suasana di asrama yang tak jauh dari kaki gunung poteng itu sangat dingin. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pukul 04 subuh tentu saja masih enak tidur dan masih ingin menarik selimut.
Meski bel sudah berkali-kali dibunyikan tetap saja ada yang belum bangun. Pastor Johan kemudian menyalakan lampu sehingga ruangan itu terang-benderang. Meski begitu tetap saja ada beberapa yang masih belum bangun :) Pastor Johan mulai senam dekat ranjang, mau tak mau semua pada bangun.
Doa pagi dimulai...kadang tidak jelas apa yang kami ucapkan. Sekilas seperti suara lebah saja. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Air Sungai Sekabu yang dialirkan ke bak mandi ukuran raksasa meluap karena kepenuhan. Air itu dingin, apalagi tadi malam hujan teras. Di antara kami masih ada yang ogah-ogahan mandi, Pastor Johan mondar-mandir. </span><br />
<br />
<span class="fullpost"> "Mandi lagi," perintahnya. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pukul 05.00 misa pagi dimulai di kapel kecil berjarak sekitar 10 meter dari asrama. Posisinya di atas bukit kecil, di kiri-kanan ada bunga, lapangan dengan rumput yang hijau, ada pula lapangan voli. Bangunan dan taman itu mengikuti kontur tanah. Ada tangga dari semen menuju samping kapel itu, ada pula tangga tanah di depan kapel. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pagi itu burung gereja yang bersarang di sisi luar kapel sudah riuh. Pastor Johan yang selalu menggunakan jubah cokelat capusin-nya ketika misa atau ibadah sudah masuk 10 menit sebelum pukul 05.00. Dia duduk di bangku barisan belakang. Berlutut, tangan dikepalkan dan hening. Jarang kami melihat ia terlambat, jarang pula kami melihat dia meninggalkan jubahnya saat masuk ke kapel. </span><br />
<br />
<span class="fullpost"> "Tuliskan lah doa mu setiap pagi untuk siapa dan apa. Jangan lupakan doa untuk orangtua," kata Johan suatu ketika. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pukul 05.30 misa selesai. Di antara kami ada yang bertugas mengambil bubur di dapur umum. Ukurannya dandangnya besar, sekitar 30-50 liter dan ada 4 dandang besar. Kemudian ada yang bertugas membagikan bubur di dalam baskom, selanjutnya disimpan di meja masing-masing sesuai kelompok. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">"Kring...kring...kring." Pastor Johan mulai membunyikan bel. Pukul 06.00 semua masuk ruang makan dan duduk di meja masing-masing. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">"Kring...kring...kring." Seorang di antara kami mendapat tugas memimpin doa. Ada yang suka jahil, doanya dipanjang- panjangkan dan membuat jengkel. Ada pula yang berdoa pendek-pendek supaya cepat-cepat sarapan. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Di sela-sela sarapan pagi, Pastor Johan membawa setumpuk surat. Yang paling ditunggu-tunggu tentu saja Wesel Pos, sebab isinya uang kiriman dari orangtua di kampung. Satu persatu nama dipanggil dan maju ke depan...yang belum dipanggil hanya senyum-senyum, semoga besok kiriman wessel gak terlambat. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Dua puluh menit kemudian sarapan pagi selesai. Usai beres- beres, kami bergegas menuju sekolah. Sekolah masih satu lingkungan dengan asrama, cukup berjalan kaki sekitar 200 meter. Bangunan asrama dan sekolah dihubungkan jalan yang di semen, di antaranya ada sedikit mendaki. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Dalam sepekan, dua kali kami beres-beres asrama. Pekerjaannya dibagi. Mulai mencari rumput untuk sapi pastoran, membersihkan kamar mandi, loteng tempat tidur, menebas rumput halaman dan jalan, membersihkan kapel, hingga ruang makan. Pastor Johan juga ikut bersih-bersih, ia juga sama seperti kami.
Usai sekolah kami makan siang, kemudian tidur siang. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pukul 14.00 bangun dan biasanya olahraga. Ada pula jadwal ekstra kulikuler.
Pukul 18.00 jadwal makan malam. Ada jeda sampai pukul 19.00 untuk nonton televisi. Setelahnya jam wajib belajar sampai pukul 21.00. Pastor Johan inspeksi mengawasi ruangan tempat kami belajar. Usai belajar ditutup dengan doa malam di kapel sekitar 10 menit. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Malam diakhiri dengan acara nonton televisi di ruang rekreasi atau ngobrol, main gitar, atau kegiatan lain. Pukul 22.00, jadwal tidur. Televisi yang umumnya siaran TV3 Malaysia dimatikan. Mister Os dan P Ramlee menjadi tontonan favorit. Di antara kami ada yang bertugas sebagai pemegang gembok televisi. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Pastor Johan menemani hari-hari kami. Kadang ada jadwal untuk berkonsultasi pribadi. Dia menyediakan dirinya untuk menjadi teman, abang, pastor, bahkan ayah bagi kami. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Satu yang tak bisa dilupakan Pastor Johan sangat disiplin.
Di luar itu, Pastor Johan ternyata cerdas. Nilainya di kampus selalu A. Namun ia cenderung tak menonjolkan diri. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Sejak meninggalkan Wisma Widya tahun 1996, saya tak pernah lagi bertemu Pastor Johan. Tiba-tiba mendapat kabar dia sudah wafat.
Selamat jalan Pastor...Yesus menjagamu. Terimakasih sudah mengajari kami untuk disiplin, bekerja keras, berani menggantungkan cita-cita, dan belajar menghargai perbedaan. *</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-74368289142952199222014-03-09T20:26:00.001+07:002014-03-09T20:26:15.140+07:00Test<p dir="ltr">Materi untuk test sementara saja. </p>
Borneo Handycraft Shophttp://www.blogger.com/profile/08614166463981280954noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-10424250448705948512013-02-07T19:37:00.000+07:002013-02-25T19:43:07.384+07:00Menunggu Kepak Elang Khatulistiwa<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Suqnchi4Ndk/UStY9_5nefI/AAAAAAAAA0k/ZdJ3iM7ogzo/s1600/20130204GLH_SELEKSI_PEMAIN_PERSIPON.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="http://1.bp.blogspot.com/-Suqnchi4Ndk/UStY9_5nefI/AAAAAAAAA0k/ZdJ3iM7ogzo/s320/20130204GLH_SELEKSI_PEMAIN_PERSIPON.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto: Galih Nofrio Nanda<br />
<b>LATIHAN</b> - Skuad Persipon berlatih untuk menghadapi kompetisi di Divisi Utama.</td></tr>
</tbody></table>
<b>
BEBERAPA</b> hari terakhir Persatuan Sepak Bola Pontianak (Persipon) melakukan seleksi pemain. Seleksi yang dilakukan kesebelasan kebanggan masyarakat Kalbar tersebut mulai Senin (4/2) hingga Rabu (6/2) berupa tes game. Tujuannya untuk melihat sejauh mana kerjasama, kekompakan, membaca peluang, memaksimalkan potensi, atau melihat kelemahan lawan.<br />
<br />
Seleksi tersebut dipimpin asisten pelatih Syahril serta dipantau tiga orang lainnya. Sebanyak 54 pemain lokal mengikuti ajang ini. Persipon membutuhkan 25-30 pemain untuk berlaga di divisi utama. Sebanyak 70 persen skuad Persipon diisi pemain lokal dan sisanya diisi pemain dari luar, baik dari Jawa maupun dari daerah lain.<span class="fullpost">
Kita tentu saja berharap banyak dari Persipon yang akan berlaga di Divisi Utama PSSI Musim 2013. Jika selama ini Persipon hanya mentok di Divisi I, kesempatan emas ini kita harapkan tak disia-siakan oleh segenap pengurus. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Kita tahu, sepak bola adalah olahraga yang memiliki magnet yang luar biasa. Kita juga ingin agar Persipon semakin dicintai warga Pontianak bahkan Kalbar, seperti klub-klub besar di Jawa yang memiliki pendukung fanatik.
Setelah melakukan proses seleksi lokal untuk melihat dan menguji kekompakan, selanjutnya Persipon akan melakukan tes fisik para pemain. Kita ingin yang terpilih adalah para pemain yang benar-benar memiliki kamampuan mumpuni, tak hanya skill individu namun juga kerjasama tim yang baik. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Seperti kita ketahui sepak bola adalah olahraga yang mengutamakan kerjasama tak hanya kemampuan individu semata. Oleh sebab itu maka perpaduan antara skill individu dan kerjasama sangat menentukan keberhasilan tim sepak bola.
Kita berharap pemain terbaiklah yang kelak bisa terpilih. Kita tak ingin saat kompetisi Liga Utama PSSI Musim 2013 dimulai Persipon terseok-seok dan akhirnya berada di posisi paling buntut bahkan didegradasi kembali ke Divisi I. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Masyarakat Kalbar tentu saja sudah lama mengimpikan agar ada klub kebanggannya yang ikut berlaga di Liga Utama, setara dengan daerah lain. Apalagi selama ini bisa dikatakan hanya Kalimantan Barat yang belum pernah mencicipi atmosfir Divisi Utama. Bandingkan mislanya dengan Kalimantan Timur yang sudah malang melintang di pentas Nasional. Rakyat Kalbar sudah lama menginginkan ada panji-panji Elang Khatulistiwa yang berkibar di stadion-stadion besar dan disejajarkan dengan klub sepakbola di kota lain.
Harapan itu sebenarnya sudah terbentang di depan mata. Tinggal kita tunggu saja kerja keras dan keseriusan dari pengurus Persipon. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Tentu saja dukungan publik terhadap tim kesayangan ini juga dibutuhkan. Sehingga ketika berlaga mereka tak merasa sendiri, namun ada spirit dari masyarakat Kalbar yang dibawa saat berlaga melawan tim-tim tangguh lainnya.
Setelah selesai menyeleksi skuad yang akan masuk ke tim Persipon, PT Persipon Elang Khatulistiwa masih punya pekerjaan rumah lain. Di antara pekerjaan tersebut adalah memilih pelatih yang sesuai. Kabar berembus sudah ada tiga hingga empat pelatih dari luar Kalimantan yang mengajukan proposal untuk menukangi Elang Khatulistiwa. Kita berharap yang nantinya terpilih adalah pelatih terbaik dan bisa menanamkan pondasi kuat untuk dunia persepakbolaan Kalimantan Barat. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Pekerjaan rumah lainnya yang juga harus diselesaikan oleh PT Persipon Elang Khatulistiwa adalah pembenahan lapangan. Dalam kunjungan tim Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di Pontianak beberapa waktu lalu sejumlah permintaan harus dibenahi oleh manajemen Persipon. Di antaranya untuk lapangan diminta penambahan tribun penonton dan rumput di lapangan tengah. Sekilas memang tak terlalu berat, namun jangan sampai hal ini menjadi sandungan Persipon saat akan berlaga. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Di tangan dingin CEO PT Persipon Elang Khatulistiwa Hery Halidi beserta pelatih, manajemen, dan segenap pemain kita harapkan tim kebanggan masyarakat Kalbar ini bisa mengepakkan sayapnya. Sudah saatnya sepakbola Kalimantan Barat diperhitungkan di pentas nasional. Bravo Persipon. * </span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0Pontianak, Indonesia-0.022523 109.33030699999995-25.5445575 68.021712999999949 25.4995115 150.63890099999995tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-40952198551142784562012-01-27T01:04:00.001+07:002012-01-27T01:04:00.080+07:00Gagas di Kejurda INKAI Kota Pontianak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dyk6w1AJbz-9O4_SAia9OPSdngtY2WBDJPTnVWVJ4a644fiQYY1pTuSV1mwGYN9unBYn1T-Mo675JaS5cdCgw' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
<span class="fullpost">
</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-18698942209956538032011-10-13T07:45:00.001+07:002011-10-13T07:45:24.506+07:00Karakter Otoh dan AmbekPADA tradisi lisan masyarakat Dayak Kanayatn, sebutan Otoh dan Ambek sangat populer.
<br>
<br>Otoh sebagai nama pengganti panggilan untuk anak laki-laki yang baru lahir hingga menginjak remaja. Maknanya seperti 'Ucok' dalam masyarakat Batak.
<br>
<br>Sedangkan Ambek - sebagian memanggil Ola - dipakai untuk panggilan terhadap anak perempuan. Ambek lebih dominan digunakan Dayak Kanayatn yang mendiami Sungai Ambawang. Sebutan Ola dominan oleh Dayak yang kalau dilihat garis migrasinya berasal dari Kabupaten Landak, contohnya Kampung Retok yang sebagian besar berasal dari Sambih, Sekilap, dan seterusnya. Kalau dipadankan Ambek atau Ola kurang lebih 'Butet' pada masyarakat Batak.
<br>
<br>Karakter Otoh dan Ambek adalah anak-anak yang disayangi, dikasihi, dan biasanya anak-anak yang kehadirannya benar-benar diharapkan.
<br>
<br>Kadang agak lucu juga, mungkin karena keterusan hingga orang yang bersangkutan sudah dewasapun sebutan tersebut masih dipakai.
<br>
<br>Kini, mungkin karena perkembangan waktu mulai jarang anak-anak dipanggil dengan Otoh atau Ambek. Padahal penggilan tersebut memiliki karakter yang kuat. *
<br>Stefanus Akim | Tribun Pontianak
<br>
<br>Powered by BlackBerry® via Mangkok Merahstefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-19055406517829761102011-10-13T00:57:00.001+07:002011-10-13T01:09:58.253+07:00Ubah Wajah<b>LAMA</b> tak dipoles, blog ini ibarat rumah yang catnya memudar. Meskipun mungkin belum akan roboh, namun tamu dan para tetangga pasti sudah mulai bosan melihat cat dan bentuk rumah yang itu-itu saja. Tak ada perubahan, semua monoton, dan dan tak inovatif. Lama-lama tak ada yang mau berkunjung atau sekadar melongo di teras rumah.
<br />
<br />
Malam ini beberapa bagian coba saya ubah dan perbaiki. Meskipun demikian template lama tetap dipertahankan. Entah mengapa, saya suka template ini, setidaknya hingga saat ini.
<br />
<br />
Meski terkesan klasik, namun template model ini ringan ketika di-scoll pakai mouse. Teman-teman sudah berubah, bahkan sudah berlari. Tak hanya tampilan, namun juga konten. Sementara saya masih terus berbenah.
<br />
<br />
Sibuk, selalu menjadi kambing hitam untuk membunuh kreatifitas. Semoga...perjalanan hari ini kembali membangkitkan semangat...
<br />
<br />
<br />
Powered by BlackBerry® via Mangkok Merahstefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com1Pontianak, Indonesia-0.022523 109.330307-0.276581 109.01445000000001 0.231535 109.646164tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-51961649745054876702011-07-04T22:07:00.001+07:002011-07-04T23:42:00.337+07:00Alicia Sabet Medali Perunggu<p class="mobile-photo"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-FA9GkOk_FiM/ThHYX-LMmqI/AAAAAAAAA0I/6yDy_3q5Mks/s1600/%253D%253Futf-8%253FB%253FSU1HMDAzOTQtMjAxMTA3MDQtMDk0MS5qcGc%253D%253F%253D-750836"><img src="http://3.bp.blogspot.com/-FA9GkOk_FiM/ThHYX-LMmqI/AAAAAAAAA0I/6yDy_3q5Mks/s320/%253D%253Futf-8%253FB%253FSU1HMDAzOTQtMjAxMTA3MDQtMDk0MS5qcGc%253D%253F%253D-750836" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5625515315901012642" border="0" /></a></p><span style="font-weight: bold;">MEDALI</span> - Alicia menyabet medali perunggu pada Kejuaraan Karate Antarpelajar se-Kalbar yang digelar STKIP PGRI Pontianak, Minggu (3/7) untuk kategori prapemula di bawah 30 Kg.<br /><br />Powered by BlackBerry®stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-30014871594579960222011-03-28T08:09:00.003+07:002011-03-28T08:56:43.334+07:00Segelas Kopi Inspirasi<p><a href="http://4.bp.blogspot.com/-ZjPnNqg-0KE/TY_pqS7JB0I/AAAAAAAAAz8/UrYNoMPSYj8/s1600/Kopi.jpeg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 161px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-ZjPnNqg-0KE/TY_pqS7JB0I/AAAAAAAAAz8/UrYNoMPSYj8/s200/Kopi.jpeg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5588942575433746242" /></a>MATA memang agak ngantuk, tadi malam baru tiba di rumah sekitar pukul 02.00 WIB, tapi ada daya "tugas negara", mengantarkan istri tercinta harus dilakoni juga. Mengantar ke tempat kerja, sambil bercengkerama sepanjang perjalanan.</p><p>Seorang teman berguyon, mengantarkan istri adalah kutukan. "Mengapa?" Tanyaku. "Iyalah, saat lajang, kita awalnya manusia bebas. Mau ngapain juga gak apa-apa. Setelah menikah kita jadi terikat," katanya. </p><span class="fullpost">Aku hanya tersenyum, aku yakin temanku hanya bergurau, sebagai selingan menghilangkan jenuh dari segala rutinitas yang membunuh kreativitas.<br /><br />Pontianak, masih berembun. Ini yang aku suka, semua terasa sejuk. Merasuk hingga ke dalam jiwa. Titik-titik, embun membuat segar. Aku baru sadar, ternyata berangkat dari rumah belum mandi pagi.<br /><br />Sebelum melakukan aktivitas lain, segelas kopi mungkin bisa menghilangkan kantuk dan membangkitkan inspirasi hari ini.<br /><br />Pagi ini, nggak mampir di warung kopi langganan di seputaran "Pecinan". Mungkin Acek mencari-cari, kemana satu orang langgananku kok belum mampir.<br /><br />Pilihan jatuh ke kawasan Untan. Banyak kenangan di tempat ini, aku rindu memanggul ransel pakai sendal jepit, kaos oblong, dan jins lusuh. <br /><br />Meski kopinya tak seenak buatan Si Acek, tapi okelah nikmati saja.<br /><br /></span><p><span class="fullpost">Pengunjung cukup ramai, tapi tak satu orangpun kukenal. Aku merasa asing sendiri. Untungnya ada smartphone dan laptop, maka kutuliskan saja apa yang melintas.</span><span class="fullpost"><br /></span></p><span class="fullpost">Selamat pagi para sahabat, selamat menikmati segelas kopi dan membangkitkan inspirasi. *</span><span class="fullpost"><br /></span><p><span class="fullpost">Sent from BlackBerry®</span></p>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-46619730006266518132011-01-06T19:12:00.000+07:002011-01-06T19:16:31.204+07:00Rakit Penyeberangan<p class="mobile-photo"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TSWyn7hVkiI/AAAAAAAAAzg/_iBAujg8Sgo/s1600/%253D%253Futf-8%253FB%253FSU1HMDAwNTktMjAxMTAxMDItMTAzOC5qcGc%253D%253F%253D-791205"><img src="http://4.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TSWyn7hVkiI/AAAAAAAAAzg/_iBAujg8Sgo/s320/%253D%253Futf-8%253FB%253FSU1HMDAwNTktMjAxMTAxMDItMTAzOC5qcGc%253D%253F%253D-791205" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5559045714120905250" /></a></p>RAKIT - Setiap hari puluhan hingga ratusan sepeda motor diseberangkan melalui rakit di Desa Kubu Padi, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya. Jalur ini menjadi urat nadi masyarakat setempat yang menghubungkan Desa Kubu Padi-Retok dan sekitarnya. Warga berharap ada jembatan agar transportasi lebih mudah. Setiap motor dimintai ongkos Rp 5.000.
<br>--------------------------------------------------
<br>Stefanus Akim
<br><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a>
<br>
<br>Sent from my BlackBerry®
<br>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
<br>--------------------------------------------------stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-42363406999003443182010-12-24T09:42:00.001+07:002011-10-13T01:04:47.614+07:00Kapuas Besar, Masih Seperti Dulu<p class="mobile-photo"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TRQLMTiJr1I/AAAAAAAAAzY/UbGb84QpDDw/s1600/%253D%253Futf-8%253FB%253FS2FwdWFzIEJlc2FyLTIwMTAxMjI0LmpwZw%253D%253D%253F%253D-717330"><img src="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TRQLMTiJr1I/AAAAAAAAAzY/UbGb84QpDDw/s320/%253D%253Futf-8%253FB%253FS2FwdWFzIEJlc2FyLTIwMTAxMjI0LmpwZw%253D%253D%253F%253D-717330" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5554076546484514642" /></a></p><b>KEMARIN</b> siang saya berkesempatan pergi di Pelabuhan Kapuas Besar. Sudah lama juga rasanya tak menempuh kawasan itu. Paling saat akan pulang ke kampung halaman di ujung Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, yang entah setahun, bahkan tiga tahun sekali saya lakukan.<br /><br />Bukan apa-apa, saat ini moda tranportasi darat menggunakan sepeda motor lebih mudah dan jamak dilakukan saat akan pulang kampung.<br /><br />Dulu, sekitar awal tahun 1980-an saat saya masih SD atau awal tahun 1990-an, saat saya masih SMA, saya sering bolak-balik di kawasan Kapuas Besar. Mulai Parit Besar, Parit Pekong, Toko Buku Menara, Studio Foto Puncak dan Studio Foto Roy.<span class="fullpost"><br />Kala itu, kawasan Kapuas Besar bisa dikatakan sebagai megamal-nya orang dari hulu Sungai Landak, Sungai Kapuas, serta beberapa anak sungai; Sambih, Kubu Padi, dan Retok.<br /><br />Semua kebutuhan ada di pasar rakyat tersebut. Mulai sembako, pakaian, peralatan nelayan dan petani, dan sebagainya. <br /><br />Untuk kawasan yang agak elite, biasanya orang-orang berbelanja di Khatulistiwa Plaza atau lumrah disebut KP. Di sini, lebih bersih dan tentu saja tidak becek seperti pasar tengah.<br /><br />Kini, KP terus menata diri, di antaranya menjadi pusat penjualan ponsel di Pontianak. Hanya saja, Kapuas Besar masih seperti dulu. Tak ada penataan yang berarti, Pasar Tengah masih seperti 20 tahun silam, masih becek dan kumuh. <br /><br />Dulu ketika ikut orangtua, saya sering menggerutu jika masuk di pasar ini karena becek. Kini, saya juga menggerutu, namun hanya dalam hati. Ternyata setelah menjadi orangtua, ada persepsi yang berbeda. Mau bagaimana lagi, berbagai kebutuhan ada di sini dan lebih murah tentunya.<br /><br />Hm...kapan ya kawasan Kapuas Besar, dibenahi?<br />--------------------------------------------------<br />Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />--------------------------------------------------</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-13407779632394036342010-10-01T12:14:00.003+07:002010-10-01T13:16:53.770+07:00Hujan dan Angin Ribut di Jl Gajahmada<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwP2WSnzYfPxry0cjVYF6nM9Y47oml694aY1TnkpU7ReWiGJB2svus5qYZK7m5maRkv190CS0JLsiOhYuzaZQ' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANGIN </span>ribut dan hujan lebat terjadi di Pontianak pada 28 Agustus 2010. Kurang lebih sepekan peristiwa serupa terjadi, di antaranya membuat pohon tumbang, papan reklame tumbang. <br /><br />Video ini diambil menggunakan BlackBerry®. <br /> <br />--------------------------------------------------<br />Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />--------------------------------------------------stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-41298907189999098072010-09-25T17:35:00.000+07:002010-09-25T17:37:55.862+07:00Menaklukkan Ikan Patin<p class="mobile-photo"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TJ3RBLVl2aI/AAAAAAAAAzM/5pg25YndVTE/s1600/%3D%3Futf-8%3FB%3FaWthbjIuanBn%3F%3D-775863"><img src="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TJ3RBLVl2aI/AAAAAAAAAzM/5pg25YndVTE/s320/%3D%3Futf-8%3FB%3FaWthbjIuanBn%3F%3D-775863" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5520798536379521442" /></a></p>Bagaimana rasanya bertarung dengan ikan patin? Pagi ini saya merasakan sensasinya. Mancing di satu kolam ikan milik Anung, seorang warga keturunan di Gg Keluarga Jl Trans Kalimantan, Sungai Ambawang. Lokasinya tak jauh dari Pontianak, sekitar 20 menit.
<br>
<br>Ketika pancing dilemparkan ke kolam, tak berapa lama satu hentakan terasa. Di sinilah sensasinya. Meski ukuran ikannya tak lebih dari 1 Kg, namun terikannya cukup terasa.
<br>
<br>Saat "bertarung" dengan ikan patin, semua uraf syarat terasa kendor. Hemmm, satu cara mengisi hiburan yang cukup mengasyikkan. *
<br>--------------------------------------------------
<br>Stefanus Akim
<br><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a>
<br>
<br>Sent from my BlackBerry®
<br>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
<br>--------------------------------------------------stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-7743556888386008632010-07-15T16:19:00.000+07:002010-07-15T16:26:18.630+07:00Kelenteng di Perempatan Sriwijaya<p class="mobile-photo"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TD7UOsyPBhI/AAAAAAAAAy8/yBNfLLF6BNA/s1600/%3D%3Futf-8%3FB%3FSU1HMDAxNTAtMjAxMDA3MTEtMTUwNy5qcGc%3D%3F%3D-778631"><img src="http://2.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TD7UOsyPBhI/AAAAAAAAAy8/yBNfLLF6BNA/s320/%3D%3Futf-8%3FB%3FSU1HMDAxNTAtMjAxMDA3MTEtMTUwNy5qcGc%3D%3F%3D-778631" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5494061944443700754" /></a></p>SATU kelenteng di perempatan Parit Sriwijaya, Desa Sungai Enau, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya berdiri kokoh.
<br>
<br>Parit Sriwijaya dulunya menjadi tempat pegungsian korban konflik sosial antara Dayak-Tionghoa tahun 1967 saat isu PGRS-Paraku sedang hangat-hangatnya.
<br>
<br>Tjupak (Baca: Cupak) Kepala Desa Ampaning (Kini melebur menjadi Desa Sungai Enau) adalah kepala desa pertama di Ampaning. Tjupak lah yang memelopori dan menyediakan tempat bagi pengungsi Tionghoa untuk mendiami Parit Sriwijaya.
<br>
<br>Kawasan ini oleh warga Dayak setempat disebut sebagai Pak Perak. Kini, Parit Sriwijaya dihuni beragam etnis, mulai Tionghoa pengungsi yang sudah beranak-pinak, Melayu, Dayak, serta Madura. Pembauran etnis yang terjadi secara alamiat tak pernah menimbulkan gesekan.
<br>
<br>Aku berkesempatan mengunjungi tempat ini, Sabtu pekan lalu. Kunjungan yang bukan khusus, hanya lewat saja karena kampungku berada di ujung kawasan itu. *
<br>--------------------------------------------------
<br>Best Regards,
<br>
<br>Stefanus Akim
<br><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a>
<br>
<br>Sent from my BlackBerry®
<br>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
<br>--------------------------------------------------stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-57719051393350089612010-07-04T18:06:00.000+07:002010-07-04T18:07:04.091+07:00Santai Sejenak di Tengah Hiruk Pikuk<a href='http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TDBrVlfYsOI/AAAAAAAAAy0/-zPVX_Ab2oU/s1600/IMG00367-20100603-1455.jpg'><img src='http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TDBrVlfYsOI/AAAAAAAAAy0/-zPVX_Ab2oU/s320/IMG00367-20100603-1455.jpg' border='0' alt=''style='clear:both;float:left; margin:0px 10px 10px 0;' /></a> <br /><br /><br /><span class="fullpost"></span><div style='clear:both; text-align:LEFT'><a href='http://picasa.google.com/blogger/' target='ext'><img src='http://photos1.blogger.com/pbp.gif' alt='Posted by Picasa' style='border: 0px none ; padding: 0px; background: transparent none repeat scroll 0% 50%; -moz-background-clip: initial; -moz-background-origin: initial; -moz-background-inline-policy: initial;' align='middle' border='0' /></a></div>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-6523873117743360052010-06-30T10:47:00.001+07:002010-06-30T15:30:12.933+07:00Kerja Sambil Ngasuh<p class="mobile-photo"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TCq_FyAKy3I/AAAAAAAAAyk/zrphnogXdFE/s1600/%3D%3Futf-8%3FB%3FZ2FnYXMgb25saW5lLmpwZw%3D%3D%3F%3D-747307"><img src="http://2.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TCq_FyAKy3I/AAAAAAAAAyk/zrphnogXdFE/s320/%3D%3Futf-8%3FB%3FZ2FnYXMgb25saW5lLmpwZw%3D%3D%3F%3D-747307" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488409201947102066" /></a></p><span style="font-weight:bold;">SELAMA </span>musim liburan sekolah kali ini saya punya aktivitas tambahan, yakni 'ngasuh'. <br /><br />Gagas - putraku - suka sekali main game online. Untungnya dia masih tak terlalu berani main game online sendiri karena jaraknya lumayan jauh dari rumah. Selain itu harus menyeberang jalan raya yang cukup padat. Jadi dia harus terus ditemani sekaligus diawasi.<br /><br />Nah, satu bagian pekerjaanku adalah meng-<span style="font-style:italic;">upload </span>berita online. Karena aku butuh jaringan internet maka klop dengan Gagas yang ingin main <span style="font-style:italic;">game online</span>.<br /><br />Satu unit telkomsel flash di rumah ternyata tak cukup karena semua membutuhkan. Jadilah hari-hari kami berdua, sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 menyambagi warnet atau cafe-cafe yang ada hotspot.<br /><br />Untungnya, di sekitar kompleks cukup banyak warnet dan cafe online. Kini, hari-hariku diisi dengan bekerja sambil ngasuh. Lumayanlah, sambil menyelam minum air.<br /><br />Hem, ternyata pekerjaan kayak gini asyik juga. *<br />--------------------------------------------------<br />Best Regards,<br /><br />Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a> <br /><a href="http://tribunpontianak.co.id">http://tribunpontianak.co.id</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />--------------------------------------------------stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-79387852493779734472010-06-27T13:53:00.002+07:002010-06-27T19:33:52.308+07:00Piring Antik Sahidin<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TCcO5CD7ZNI/AAAAAAAAAyc/vDm6HXY7RJo/s1600/piring+antik1.jpg-719404.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 150px; height: 200px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TCcO5CD7ZNI/AAAAAAAAAyc/vDm6HXY7RJo/s200/piring+antik1.jpg-719404.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5487371043942917330" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">SIANG</span> ini saya didatangi seorang laki-laki tua sekitar 65 tahun. Ia mengaku bernama Sahidin, berasal dari pedalaman Darit, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak.<br /><br />Kedatangan Sahidin menawarkan piring antik, bergambar burung. Harganya tak terlalu mahal, namun aku juga bukan orang yang terlalu 'fanatik' dengan barang-barang antik.<br /><br />Sahidin mengaku sudah lama melakoni kegiatan ini. Ia menyebutkan sejumlah nama tokoh Dayak yang tinggal di Pontianak mengoleksi barang antik yang ia jual. Kebetulan di antaranya aku kenal.<span class="fullpost"><br /><br />Sahidin juga mengaku ada beberapa orang bule menjadi pembeli barang antiknya.<br /><br />Satu sisi, mungkin pekerjaan ini dibutuhkan Sahidin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di sisi lain, saya juga miris, sebab banyak barang-barang antik yang punya nilai sejarah hilang atau dikoleksi orang luar.<br /><br />Sebelum pulang, Sahidin berujar, "Kalau mau cari barang antik cari saja saya, orang biasa memanggil saya Pak Udak," katanya sambil menyebut satu di antara tokoh Dayak tempat biasa ia mangkal.*<br />--------------------------------------------------<br />Best Regards,<br /><br />Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com/">http://stefanusakim.blogspot.com</a><br /><a href="http://tribunpontianak.co.id/">http://tribunpontianak.co.id</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />--------------------------------------------------</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-14717976725028168062010-06-25T17:53:00.000+07:002010-06-25T17:58:04.062+07:00Perempatan Jl Tanjungpura Macet<p class="mobile-photo"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TCSLvIC7DLI/AAAAAAAAAyM/C9Hyl_1aHgI/s1600/%3D%3Futf-8%3FB%3FSmwgVGFuanVuZ3B1cmEuanBn%3F%3D-784063"><img src="http://2.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TCSLvIC7DLI/AAAAAAAAAyM/C9Hyl_1aHgI/s320/%3D%3Futf-8%3FB%3FSmwgVGFuanVuZ3B1cmEuanBn%3F%3D-784063" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486663887773961394" /></a></p>MACET - Beginilah kondisi Jl Tanjungpura, Pontianak pada sore hari, Jumat (25/6). Satu di antara penyebab jalanan macet di Pontianak adalah penambahan jumlah kendaraan tak dibarengi pelebaran jalan.
<br>Sent from my BlackBerry®
<br>powered by Sinyal Kuat INDOSATstefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-81006910731922181282010-06-16T00:49:00.003+07:002010-06-16T01:02:03.900+07:00Seolah-olah Rayakan Ultah Ke-57<p class="mobile-photo"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TBe9i98MwFI/AAAAAAAAAyE/jEV7YYoYeyY/s1600/%3D%3Futf-8%3FB%3FS2Fwb2xkYSBicmlnamVuIHN0ZXZhbnVzIGFraW0gdWx0YWguanBn%3F%3D-767756"><img src="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/TBe9i98MwFI/AAAAAAAAAyE/jEV7YYoYeyY/s320/%3D%3Futf-8%3FB%3FS2Fwb2xkYSBicmlnamVuIHN0ZXZhbnVzIGFraW0gdWx0YWguanBn%3F%3D-767756" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5483059479787126866" /></a></p>---------------------------------------------------<br />Best Regards,<br /><br />@Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />---------------------------------------------------stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-1025012742710593332010-06-15T13:33:00.002+07:002010-06-15T14:48:15.221+07:00Surat Cinta untuk Lingkungan<span style="font-weight:bold;">BAGI </span>remaja generasi tahun 1980-an bahkan awal 1990-an berkirim surat mungkin hal biasa. Menulis surat untuk pacar, orangtua, surat izin di sekolah, bahkan untuk artis-artis. <br /><br />Saya jadi ingat saat sekolah di Nyarumkop, Singkawang dan tinggal di Asrama yang dikelola para biarawan kapusin. Setiap akhir bulan saya akrab berkirim surat ke orangtua di kampung.<span class="fullpost"><br /><br />Isinya mulai dari keluh-kesah hingga kabar di asrama saat ini. Di paragraf terakhir - ini sebenarnya poin pentingnya - apa lagi kalau bukan minta uang dengan orangtua. "Kalau bisa jangan lambat-lambat, sebab ananda kehabisan uang," itu kalimat pamungkasnya. <br /><br />Biaya kirim surat saat itu Rp 300 untuk biasa dan Rp 700 untuk kilat. Murah bukan? Ya wajar saja nilai tukar dollar saja berkisar Rp 2.500 untuk satu 1 $. Perbandingannya harga bakwan Rp 50 perak dan harga mi instant Rp 150. <br /><br />Saat itu mengirim dan terima duit bukan seperti sekarang. Kalau sekarang sangat masif menggunakan bank, kalau dulu uang dikirim via wesel (saya tak yakin tulisannya benar, sebab peristiwanya tahun 1993-1996). Wesel ini produk PT Pos, selain menerima pengiriman surat, paket, juga uang.<br /><br />Cara lain orangtua biasanya kirim lewat pastor paroki saya di Paroki St Fidelis Sungai Ambawang-Kubu. Alamat paroki ini di Gereja Gembala Baik, Jl Sultan Muhammad, tepatnya dekat Pelabuhan Senghie.<br /><br />Kembali ke soal surat-menyurat, pekan ini saya diminta seorang teman menjadi editor satu buku. Temanya <span style="font-style:italic;">Surat Cinta untuk Lingkungan. </span>Isinya surat-surat yang ditulis sejumlah pelajar dan mahasiswa terhadap lingkungan.<br /><br />Well, saat ditawari saya langsung setuju. Sebab, ini mengingatkan saya pada masa-masa masih suka berkirim surat. Surat untuk ortu, guru, terlebih surat cinta. Wak kak kak kak.<br /><br />Okelah. Meski tak diberi <span style="font-style:italic;">deadline </span>tegas namun saya ingin kerjaan ini cepat selesai. Untuk mencari inspirasi dan ingin sendiri saya mojok di satu warung kopi di kawasan Jl Gajahmada. Saya memikirkan bab demi bab, menyusun outline dan memilah tulisan.<br /><br />Tiba-tiba saya ingin menulis lagi blog. Dan, jadilah tulisan ini. Tulisan ini saya buat di satu pojok warung kopi di Jl Gajahmada. Sambil memperhatikan bibi-bibi berjualan sayur, kuli pasar mengangkut barang dagangan, dan sopir serta kernetnya mengangkat barang ke mobil pikap.<br /><br />Tulisan ini pun saya <span style="font-style:italic;">posting </span>dari warung kopi. Dan, waduh saya baru sadar. Saya harus segera ke kantor. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Sudah saatnya berkomunikasi dengan teman-teman reporter di lapangan. *<br />---------------------------------------------------<br />Best Regards,<br /><br />@Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />---------------------------------------------------</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-26700197794631209762010-06-11T21:43:00.001+07:002010-06-11T21:48:56.782+07:00Milis Sepi Selama Pertandingan PerdanaIni benar-benar luar biasa. Selama pertandingan perdana World Cup 2010 antara tuan rumah Africa Selatan dan Meksiko, tadi malam, Jumat (11/6) sekitar pukul 21.00 WIB milis tempat saya bergabung sepi.<br /><br />Tak ada aktivitas. Bahkan sekadar menyapa dan posting komentar pendek dimilis. Bukan hanya milis yang saya ikuti yang sepi, milis yang aku moderatori pun juga sepi. <span class="fullpost"><br /><br />Hingga pukul 21. 45, tak satupun email yang masuk dari sekitar 15 milis yang aku ikuti. Sepanjang aku ikut milis, baru kali inilah kejadian seperti ini terjadi. BlackBerry ku yang bisanya crang cring crang cring, kini benar-benar jadi 'anak baik'. <br /><br />Karena langka itulah, maka saya coba abadikan di blog ini. Ini kejadian empat tahunan sekali kawan. Jadi, selamat menikmati olahraga paling menyedot perhatian publik dunia.*<br /><br />-----------------------------------<br />Stefanus Akim<br /><a href="http://stefanusakim.blogspot.com">http://stefanusakim.blogspot.com</a><br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT<br />-----------------------------------<br /></span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-18054897144213792632010-06-10T11:42:00.005+07:002010-06-11T22:31:25.421+07:00Ngeblog Cukup Pakai TelunjukAkhir-akhir ini gairah aku nulis di blog kembali muncul. Alasan karena rutinitas, sibuk, dan tak ada waktu coba aku buang jauh-jauh. Toh tulisan di blog ini nggak serius-serius amat. <br /><br />Untuk itu aku melakukan sejumlah perbaikan. Tampilannya coba saya tata kembali. Termasuk membuat versi <a href="http://stefanusakim.mofuse.mobi/">mobile</a>, sehingga mudah diakses via ponsel, BlackBerry, atau iPhone. <span class="fullpost"><br /><br />Jika menggunakan satu dari ketiga alat komunikasi di atas, Anda cukup klik di <a href="http://stefanusakim.mofuse.mobi/">mobile</a>, Wushh...Anda bisa mengunjungi blog ini dengan leluasa, meski aku akui banyak fitur dan gambar serta link yang tak bisa diakses. <br /><br />Nah, pada posting kali ini aku sebenarnya mau berbagi lagi tentang upaya meningkatkan kinerja blog ini - itu bahasa kerennya - yang sebenarnya adalah cara posting di blog pakai email. Cara ini sebenarnya sudah kuno, namun tetap asyik untuk diulas.<br /><br />Aku tak ingin membahas tutorial bagaimana memposting blog via email itu. Anda tinggal browsing, sudah banyak petunjuk yang didapatkan. Satu di antaranya ada bisa kunjungi di blog <a href="http://blogmasindra.blogspot.com/2009/07/cara-posting-blog-lewat-e-mail.html">di sini</a>. Nah sebagai bukti ngeblong bisa hanya lewat email, maka postingan kali ini sengaja aku publish menggunakan email. Aku menyebutnya ngeblong pakai telunjuk. Sebab, begitu mudah posting dengan cara ini. Selamat mencoba dan berkreativitas. *<br /><br />Sent from my BlackBerry®<br />powered by Sinyal Kuat INDOSAT</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-81579345288081061132010-06-03T18:49:00.004+07:002010-06-03T19:06:49.811+07:00Akses Blog Ini di Ponsel AndaSEJAK sepekan lalu saya mencoba melakukan sedikit inovasi terhadap blog ini. Jika selama ini biasanya diakses lewat browser melalui personal computer (PC) atau notebook. Kini, blog ini juga bisa dikunjungi melalui <a href="http://stefanusakim.mofuse.mobi/">telepon seluler (Ponsel)</a>.<br /><br />Jika Anda menggunakan ponsel atau BlackBerry, maka situs ini bisa Anda kunjungi tidak berat. Anda cukup mengetik <a href="http://stefanusakim.mofuse.mobi/">http://stefanusakim.mofuse.mobi</a>, maka Anda sudah bisa membaca blog ini dengan leluasa.<span class="fullpost"><br /><br />Meski belum sempurna, namun cukup memadai jika dikunjungi dengan perangkat mobile. Situs ini adapted dengan hampir semua perangkat mobile. Mulai BlackBerry, nokia, iPhone, atau ponsel android seperti XPeria.<br /><br />Sayang, alamat situsnya masih rada-rada susah diingat, <a href="http://stefanusakim.mofuse.mobi/">http://stefanusakim.mofuse.mobi</a>. Namun mau apalagi, sebab situs inilah satu di antara yang gratis untuk perangkat mobile. Kalau mau lebih singkat tanpa embel-embel mofuse.mobi,maka saya harus bayar.<br /><br />Well, bukan tak mau bayar, namun ini tahap uji coba. Selain itu blog saya ini juga gratisan dan bukan untuk tujuan komersil. Apalagi beberapa bulan lalu iklan adsense saya di-banded Om Geoogle, jadi mau apa lagi, saya otomatis tak punya penghasilan dari blog ini. Hehehehe. ***</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-80922796602529469042010-03-08T18:47:00.009+07:002010-03-08T23:45:06.786+07:00Dayak Djongkang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/S5Tm-0KPVjI/AAAAAAAAAx4/LO_hotGGrW0/s1600-h/Copy+of+scan+cover+buku.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 142px; height: 200px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_cWJqudnRM3I/S5Tm-0KPVjI/AAAAAAAAAx4/LO_hotGGrW0/s200/Copy+of+scan+cover+buku.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5446231816225642034" border="0" /></a>Satu buku karya <a href="http://masri-sareb.blogspot.com/">R Masri Sareb Putra</a>, seorang penulis dan Dosen <a href="http://www.unimedia.ac.id">Universitas Multimedia Nusantara</a>, kelahiran Jangkang, Kabupaten Sanggau.<br /><br />Buku yang berjudul, "Dayak Djongkang - From Headhunter to Catholics". Adalah satu buku dengan pendekatan semiotika. Mengupas tentang siapa masyarakat Dayak Jangkang. Bagaimana perubahan sistem religi, dari kepercayaan lama menjadi Katolik.<br /><br />Gambaran orang Dayak bertelinga panjang berjuntai anting, bercawat, bersongket, makan sirih, tinggal di rumah panjang, pemburu kepala manusia (headhunter); hanyalah kenangan masa lalu. Labeling sebagai suku bangsa primitif dan sejumlah streotype miring lain tinggal kenangan.<span class="fullpost"><br /><br />Kini, seiring modernisasi dan pembangunan, etnis Dayak masuk dalam peradaban baru. Tua muda, lelaki perempuan, anak-anak hingga dewasa; semua berperilaku dan ber-modus vivendi seperti layaknya manusia modern. Telepon seluler, antena parabola, kulkas, televisi berwarna sudah jadi hal yang biasa bagi mereka. Pendeknya, teknologi canggih dan informasi terkini dari penjuru dunia sudah merasuk, bahkan memengaruhi, peradaban dan cara hidup mereka.<br /><br />Buku ini juga dilengkapi sejumlah foto-foto tempo doeloe zaman kolonial yang dikirimkan langsung oleh Herman Josef van Hulten, seorang misionaris Belanda. Ia menginjakkan kakinya di Borneo tahun 1938. Ia pula yang menulis sejumlah buku tentang Dayak dan penyebaran agama Katolik di Kalbar. *<br /><br /><br />CATATAN:<br />Saya diminta rekan R Masri Sareb Putra untuk membantu memasarkan buku ini terutama di Pontianak dan sekitarnya.<br /><br />Anda berminat?<br />Pemesanan dapat melalui: Stefanus Akim<br />Harga Rp 75 ribu/eks.<br />Ponsel: 0812 5775 765<br />Buruan! Stok Terbatas...</span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-298373851456619733.post-9900206508430479852009-09-24T15:21:00.000+07:002009-10-23T15:27:32.543+07:00Alicia Nanggok AngpauWajah Alicia sumringah, di tangannya tampak beberapa uang pecahan Rp 1.000 dan Rp 2.000. Ada juga selembar 'amplop, angpau warna hijau. <br /> <br />Temannya, Adelia, juga sama, membawa beberapa lembar uang dan amplop angpau. "Dari tetangga, Pak. Dikasih angpau," Alicia bersemangat. <span class="fullpost"><br /><br />Idul Fitri kali ini memang sangat spesial bagi Alicia dan teman-temannya. Ia yang datang di rumah tetangga kebagian juga angpau. <br /><br />Angpau sebenarnya istilah Tionghoa yang artinya berbagi rejeki pada saat Imlek. Mereka yang tua memberikan uang kepada yang lebih muda. Uang tersebut dimasukkan dalam amplop merah.<br /><br />Istilah angpau kini populer di Pontianak, sebagai istilah pemberian saat hari raya. Angpau tak lagi saat Imlek. Saat Idul Fitri dan Natal pun orang menyebutkan pemberian uang kepada anak kecil dengan istilah sama, angpau.<br /><br />Dulu anak-anak di Pontianak menyebut pemberian saat Idul Fitri dengan sebutan 'nanggok', kini istilahnya menjadi naggok angpau. Apapun namanya menjadi tak penting. Maknanya ini pemberian dari orangtua kepada anak-anak sebagai lambang persaudaraan dan kekeluargaan. <br /><br />Anak-anak jadi senang berkunjung di rumah tetangga. Silaturahmi terjadi dan mereka semakin saling kenal. <br /><br />Nah, natal tak lama lagi, saya juga mesti menyiapkan angpau untuk anak-anak itu. Bingkisannya tak perlu mewah dan rumit. Cukup permen, snack, dan beberapa lembar uang seribuan mereka pasti senang. Melihat anak-anak itu senang kita orangtua tentu turut senang.* </span>stefanus akim,http://www.blogger.com/profile/17104645440290805742noreply@blogger.com0