Oleh: Stefanus Akim
Seminggu terakhir jaringan internet di Kota Pontianak lambatnya minta ampun. Ternyata ini bukan hanya di kantor kami, sejumlah warnet juga mengakui hal tersebut. Teman saya, Yaser Syaifuddin yang saya kontak via Sort Massage Service (SMS) mengakui hal yang sama.
Selain itu mail yang dikelola oleh http://www.gmail.com juga tak bisa dibuka. Beberapa kali saya coba login jawabannya blank.
ERROR
The requested URL could not be retrieved
--------------------------------------------------------------------------------
While trying to retrieve the URL: http://mail.google.com/mail/
The following error was encountered:
Connection to mail.google.com Failed
The system returned:
(110) Connection timed out The remote host or network may be down. Please try the request again.
Your cache administrator is admin@CSI.
--------------------------------------------------------------------------------
Generated Sat, 06 Oct 2007 01:34:13 GMT by Cache-Proxy.CSI (squid/2.6.STABLE16)
Padahal ada beberapa surat yang harus diperiksa di email gmail. Termasuk kiriman beberapa artikel, opini, berita, mailing list dan lain sebagainya. Sejumlah kepala biro Borneo Tribune di daerah terpaksa menggunakan email lain, umumnya http://www.yahoo.com atau email lain.
Selain itu untuk membuka blogspot atau blog lain juga agak susah karena lelet. Setiap kali klik yang muncul hanya sebagian tampilan saja. Sedangkan gambar, animasi dan Adsense juga tak bisa dibuka, yang muncul tulisan ERROR.
Untuk membuka beberapa situs pun juga leletnya minta ampun. Situs berita Antara misalnya, juga sulit sekali dibuka. Untuk pindah dari halaman satu ke lainnya sering error. Kebalikannya membuka situs fotonya Antara justru lebih mudah dan cepat.
Entah sampai kapan kondisi ini akan berakhir. Bagi mereka yang sudah terbiasa hidup di dunia virtual tentu saja ini siksaan.
Tak hanya itu. Sejumlah persoalan mendasar juga sedang melanda ”Kota Khatulistiwa”. Selama bulan Ramadan, tepatnya sejak 25 September, dilakukan pemadaman listrik secara bergilir. Alasan PLN karena mesin mereka mengalami kerusakan Accessory Gear Coupling. Sehingga daya seharusnya 106 MW menjadi 78,5 MW, berkurang 28 MW.
Asisten Manajer Pemeliharaan Transmisi PLN Pontianak Sugiono, menuturkan, kekuatan suplai PLN berbeda-beda. Untuk PLN sektor Kapuas sendiri, untuk wilayah Siantan sebesar 19 MW PLTD Sungai Raya sebesar 32,5 MW dan PLTD Siantan sendiri 28 MW.
”Untuk Accessory Gear Coupling memang sulit untuk mencari suku cadangnya. Kebetulan beberapa hari yang lalu kita dihubungi oleh Pertamina, menurut mereka mesin yang dibutuhkan ada. Sekarang masih di Jakarta. Sabtu mungkin sudah normal,” kata Idaman, Asisten Manajer Operasional. Untuk jangka menengah, pada bulan Desember nanti PLN akan menambah daya sebesar 14 MW. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dasar listrik Kalbar.
Sementara gelombang demo dan statemen keras di media massa terus ditujukan kepada PLN. Seminggu lalu, sejumlah warga di kawasan Kotabaru mendatangi PLN Jl A Yani mempertanyakan mengapa PLN sering padam. “Kami akan datang lebih banyak lagi jika persoalan ini tak selesai,” kata salah seorang warga.
Selang beberapa waktu, Rabu (3/10) giliran PLN Senggiring di Mempawah yang didatangi warga. Warga Kabupaten Pontianak yang baru saja berbuka puasa berbondong-bondong mendatangi PLN dan merasa risih dengan kondisi ini. “Berbuka puasa kami dalam gelap. Persoalannya pemadaman sudah tak sesuai jadwal. Kapan maunya PLN saja,” teriak salah seorang pengunjuk rasa.
Kondisi ini direspon cepat oleh para Kepala Desa di sekitar Mempawah, ibu kota Kabupaten Pontianak dan Lurah Mempawah Timur. Kamis (4/10) bersama sejumlah elemen masyarakat, anggota DPRD serta dikawal anggota Polres Mempawah mereka mendatangi PLN Siantan. Intinya menanyakan mengapa sering sekali listrik padam dan tak beraturan lagi.
Gelombang demo selanjutnya datang dari mahasiswa dan elemen masyarakat. Mereka minta agar calon gubernur mempunyai agenda untuk meyelesaikan persoalan kelistrikan di Kalbar. Sayangnya aksi ini dikotori dengan aksi kekerasan. Seorang koordinator lapangan, Nurhadi, hidungnya berdarah setelah melerai teman-temannya yang nyaris adu jotos dengan aparat kepolisian. Kini, ia didampingi Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) Kalbar, Azman melapor ke Komnas HAM Kalbar.
”Kami minta gubernur Kalbar bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa pemukulan ini. Kami menginginkan keempat kandidat gubernur berperan aktif dalam penyelesaian masalah PLN. Sebab PLN merupakan pelayanan publik. Kami mengutuk kebrutalan yang dilakukan oleh polisi,” tegas dia.
Kemarin, Sabtu (6/10) pukul 02.00 dinihari sekitar 50 orang warga juga mendatangi General Manager PLN Kalbar Djoko Suwono di rumah dinasnya di Jalan Paris II, Kompleks PLN No 1. Mereka ingin bertemu Djoko untuk menanyakan perihal pemadaman listrik, namun yang bersangkutan sedang ke Jakarta. Pada aksi ini terjadi insiden kecil. Sejumlah warga sempat memecahkan kaca depan dan tiga buah lampu taman.
Persoalan lain yang mendera adalah kebakaran yang dalam seminggu terakhir sudah terjadi di 13 lokasi berbeda. Mulai rumah penduduk, kebun karet di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Pontianak, bengkel hingga dua buah sekolah; SD 11 dan SMA 8 serta Pasar Senakin di Kabupaten Landak. Peristiwanya sangat sporadis dan petugas pemadam kebakaran dibuat kelabakan. “Aduh...tak mampu o...kebakalan terus wa...,” kata Andika Lay teman saya.
Andika orang Tionghoa yang tinggal di Siantan. Ia bekerja secara sosial sebagai anggota pemadam kebakaran. Saban kali ada kebakaran, Lay Kwet Djie, nama Tionghoanya dan teman-temannya langsung turun membantu, tak peduli yang terbakar milik orang Tionghoa atau siapa saja. Tak perduli dekat atau jauh. “Yang penting jangan sampai banyak yang terbakar, kita bantu sekuat tenaga,’ kata dia.
Habis memadamkan api, ia sering ke kantor membawa hasil jepretan kamera digitalnya. Jika wartawan atau Fotografer kami terlambat dan kehilangan momen, maka tak perlu khawatir sebab sudah ada Andika.
Apa penyebabnya? Ada yang disebabkan karena kompor meledak, ada yang disebabkan puntung rokok serta ada pula katanya karena korsleting listrik sehingga mengakibatkan arus pendek. Orang jadi bertanya-tanya, apakah ada hubungan kebakaran dengan tegangan listrik yang turun naik. Atau adakah hubungan kebakaran dengan situasi yang mulai hangat menjelang proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur 15 November 2007 mendatang?
Dengan demikian, sejak tanggal 1 hingga 5 Oktober sudah terjadi 13 lokasi kebakaran yang menyebar di beberapa bagian Kota Pontianak dan sekitarnya.
Kejadian pertama tanggal 1 Oktober di Gg Sekolah Jalan P Natakusuma. Jalan M Yamin jurusan Ampera Kota Baru, Nipah Kuning di Jalan Komyos Sudarso, Kompleks Sepakat Damai di Jalan Dr Wahidin, Gg Sulawesi Jl Sultan Abdurahman, Gg Prasaja 6, Jl Tanjung Raya 1, Jalan Sei Selamat Dalam, Jl Trans Kalimantan dua kali, Jl Putri Daranante Gg Wan Sagaf, Jl Khatulistiwa, Jl Alianyang Gg Madrasyah II.
Data Unit Pemadam Kebakaran Gotong Royong (UPKGR) Siantan hingga hari ini sudah tercatat 63 kali kebakaran. Jumlah ini lebih banyak dari tahun lalu yang totalnya hanya 50 kali saja.
”Pengalaman saya, ini adalah minggu yang paling berat. Sebab sering sekali terjadi kebakaran. Bayangkan satu hari bisa sampai lima kali terbakar di lokasi berbeda. Sementara selama ini satu minggu paling banyak lima kali kebakaran,” kata Andika Lai.
Untuk kasus SMA 8 ia melihat agak aneh. Sebab dalam tempo setengah jam sudah rata dengan tanah. Biasanya untuk ukuran bangunan seperti itu membutuhkan waktu setidaknya dua jam.
”Ia, saya melihatnya memang aneh,” timpal Tjhin Fa Nan, senior Andika Lay yang juga Wakil Ketua UPKGR yang sudah aral-melintang menolong memadamkan api.
Kini, saat ending tulisan ini dibuat hujan mulai turun di sejumlah kawasan di Kota Pontianak. Semoga tak ada lagi kebakaran yang terjadi esok hari. Semoga listrik tak sering padam lagi dan semoga internet tidak lelet lagi.□
*Edisi Cetak Borneo Tribune 7 Oktober 2007
Internet Lelet Gmail Macet dan Kebakaran
di 5:44 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment