Judul Buku : Mengajari Batu Bicara
Pengarang : Annie Dillard
Editor : Yusi Avianto Pareanom (edisi terjemahan bahasa Indonesia)
Penerbit : Banana, Jakarta
Cetakan pertama : Juni 2007, 205 halaman, 12 cm
Peresensi : Stefanus Akim
Mengajari Batu Bicara, adalah satu dari 13 tulisan yang ada dalam buku ini. Buku yang diterbitkan Banana ini adalah sebuah antologi (kumpulan karangan) dari Annie Dillard. Tulisan ini dibuat berdasarkan penjelajahan fisik dan rohani yang akhirnya menemukan fakta alam dan hakikat manusia.
Pada bagian akhir buku ini disebutkan, Annie Dillard, lahir pada 1945 di Pitsburgh. Kuliah di Hollins College Virginia. Setelah tinggal lima tahun di Pasifik Barat Laut, dia kembali ke Pesisir Timur, tempat tinggalnya saat ini bersama keluarganya. Ia adalah anggota Academy of Arts and Letters dan penerima beasiswa dari John Simon Guggenheim Foundation dan National Endowment for the Art. Dillard Sudah menulis sepuluh buku, salah satunya adalah Pilgrim at Tinker Creek yang mendapatkan Hadiah Pulitzer. Karya lain, An American Childhood, The Living, dan Morning Like This.
Tulisan pertama dalam buku ini adalah Mengajari Batu Bicara, selanjutnya Ekspedisi ke Kutub, Hidup Bagai Linsang, Di Rimba Raya dan Rusa di Providence. Selanjutnya Di Bukit Jauh, Lensa, Kehidupan di Gugusan Karang: Galapagos, Di Padang senyap, Tuhan di Pintu, Fatamorgana, Pengembara dan Kartu AS dan Angka Delapan.
Ia mengakui dari 13 buah tulisan tersebut tak semuanya pernah dipublikasikan atau diterbitkan serta ada juga yang dipublikasikan untuk kalangan terbatas. Namun ia punya alasan sendiri soal itu. ”Kendati demikian, buku ini bukan kumpulan tulisan sporadis, seperti yang digunakan seorang penulis untuk melengkapi karya pokoknya; inilah karya utama saya,” tulis Dillard pada bagian depan bukunya.
Dillard sangat eksentrik dan teliti dengan deskripsi tulisannya. Bahkan kadang-kadang sangat tajam dan menukik. ”Pulau tempat tinggalku dihuni orang-orang eksentrik seperti diriku. Di sebuah gubuk reot kayu cedar di atas tebing-asal tahu saja. Kami semua hidup seperti itu-seorang laki-laki tiga puluhan hidup sendiri bersama sebongkah batu yang berusia diajarinya bicara,” tulis Dillard mengawali tulisannya tentang Mengajari Batu Bicara.
Pada bagian akhir Mengajari Batu Bicara ia menulis, senyap semata yang ada. Inilah alfa dan omega. Inilah permenungan Tuhan di atas permukaan air; inilah nada campur aduk sepuluh ribu hal, deru sayap. Kau melangkah ke arah yang tepat untuk mendoakan kesenyapan ini, dan bahkan menunjukkan doa itu kepada ”Dunia.” Perbedaan mengabur. Tinggalkan tendamu. Berdoalah sampai henti.
Karya prosa deskripsi yang menjelajah dunia fakta alam dan hakikat manusia ini mendapat banyak pujian dari orang ternama. R. Buckminster Fuller misalnya menulis, Mengajari Batu Bicara sungguh dahsyat. Seperti ikan terbang, Annie Dillard tidak sering melakukannya, tetapi begitu beraksi dia melesat tak terduga dan dengan gemilang melibas semua penulis zaman kita dengan cara sangat sederhana, akrab, dan indah khas seorang aster sejati.
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasannya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Kirkus Review menulis, sebuah koleksi meditasi layaknya batu mulia ditata amat cermat, realistis namun cenderung kepada Misteri, dan tanpa tanding ketika memompakan gaung dunia alami.
Pada tulisan-tulisan berikutnya, Dillard terus mengikat pembaca dengan tulisan-tulisan yang renyah dan ”basah”. Dia membuat kita tak akan buru-buru menyimpan buku di rak sebelum selesai membaca.□
*Edisi Cetak Borneo Tribune 19 Agustus 2007
Ekspedisi dan Perjumpaan
di 9:00 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment