Kunjungan mahasiswa dan dosen ke perpustakaan Untan rendah. Menurut catatan Rektor Untan, Dr. H. Chairil Effendy, M.S, rata-rata pengunjung perpustakaan perhari hanya 2 orang dosen dan 315 orang mahasiswi.
Di sisi lain, kondisi gedung perpustakaan Untan sudah cukup memadai. Akan tetapi, jenis koleksi yang dimiliki masih perlu ditambah dan diperbaharui karena sebagian besar koleksi sudah “out of date”. Koleksi beberapa buku, textbook, referensi, jurnal dan majalah berjumlah 9.792 dan 29.345 eksemplar, belum termasuk koleksi yang tersebar di setiap fakultas dan lembaga-lemaga.
Menurut Chairil, pada Rapat Terbuka Senat Dalam Rangka Dies Natalis ke-48 Untan, angka tersebut sangat kecil sebab rasio ideal jumlah dosen dan mahasiswa dengan koleksi perpustakaan adalah 1:5. Sayangnya, yang sedikit itu pun belum dimanfaatkan secara optimal.
Dalam kesempatan itu Chairil memperkirakan rendahnya kunjungan dosen Untan ke perpustakaan bisa juga disebabkan para dosen lebih senang meng-acces sumber ilmu melaluui perpustakaan pribadi, dan internet yang semakin mudah dan biaya rendah.
Ditemui Tribune usai kegiatan, Chairil mengakui memiliki beberapa cara yang diharapkan dapat mengatasi persoalan rendahnya kunjungan dosen Untan ke perpustakaan. Diantaranya ia menyarankan agar saat dosen memberikan tugas kepada mahasiswa menggunakan literatur bahasa Inggris. “Dengan begitu mau tidak mau mahasiswa dan dosennya terdorong untuk membaca,” tandas mantan Dekan FKIP.
Chairil yang baru pertama kali memimpin rapat senat setelah terpilih sebagai rektor juga menyoroti sarana dan prasarana laboratorium yang relatif belum memadai, khususnya fakultas Pertanian dan Kehutanan. Kondisi fisik laboratorium di dua fakultas ini memprihatinkan dengan usia peralatan di atas 20 tahun. Kondisi ini diperparah oleh kurang lancarnya supply air bersih dan listrik sehinga kerap merusak peralatan yang ada.
Saat ini Untan menyelenggarakan pendidikan tinggi di delapan fakultas engan 48 program study, yang meliputi 1 program D-2, 11 program D-3, 30 program S-1 dan empat program S-2.
Menanggapi rendahnya kunjungan dosen dan mahasiswa ke perpustakaan, Ketua Program Studi Ilmu Politik, FISIP Untan Jumadi S.Sos, mengakuinya. “Melihat dari angka tersebut kunjungan dosen Untan ke perpustakaan memang rendah. Apalagi hanya 2 orang dalam satu hari,” kata dia.
Namun ia melihatnya karena persoalan ktersediaan referensi yang tak “up to date”, padahal ilmu pengetahuan berkembang, di sisi lain referensi sangat terbatas. “Yang perlu dilakukan saat ini adalah memperbaiki struktur, dengan terus menambah jumlah buku dan bahan bacaan lainnya,” kata Jumadi.
IT Untan juga harus terus dibenahi. Sebab sebagai tempat untuk menimba ilmu maka peragkatnya juga harus disiapkan. Bukan hanya penambahan buku secara fisik tetapi juga perangkat lain. “Seorang dosen sangat perlu buku dan bahan bacaan, begitupun mahasiswa. Sumber informasi itu tentu saja bukan hanya lewat buku bisa juga lewat internet. Kalau kita lihat kunjungan dosen ke perpustakaan memang rendah, rata-rata hanya 2 orang per hari. Namun, Jumadi beralasan, kemungkinan mereka membaca koleksi pribadi atau mengakses media lain.
Rektor Universitas Tanjungpura, Dr Chairil Effendi melakukan terobosan yang akan memudahkan mahasiswa melakukan proses administrasi keuangan. Sejak Mei 2007, pihaknya telah menggandeng Bank Kalbar untuk menata sistem keuangan secara ‘on line’.
Ia berharap pembayaran SPP mahasiswa tahun 2007/2008 di ‘counter’ Bank Kalbar dapat diakses oleh Bagian Keuangan di BAUK, Bagian Kemahasiswaan di BAAK dan Bagian Perencanaan di BAPSI. Counter Bank Kalbar nantinya akan ditempatkan di gedung Fakultas Kedokteran.
“Kartu mahasiswa baru yang diterbitkan bersama Bank Kalbar kelak akan berfungsi pula sebagai anjungan tunai mandiri (ATM). Hal ini akan lebih memudahkan proses administrasi keuangan mahasiswa,” tutur Chairil.
Untuk itu Bidang Kemahasiswaan akan mendata ulang jumlah riil mahasiswa Untan. Sebab masih ditemukan fakta adanya selisih jumlah mahasiswa di Fakultas, BAAK dan Puskom.
Sedangkan di Bidang Keuangan akan diberlakukan ‘single account’. Seluruh dana dari luar Untan harus masuk ke rekening rektor sebagai rekening penampung dan disetorkan ke Kas Negara, kecuali rekening-rekening khusus untuk PHK atau penelitian yang dipersyaratkan tersendiri oleh Dikti.
Penarikan dana operasionalisasinya akan dikeluarkan sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya dan disetujui oleh Senat Universitas. Seluruh dana yang tersisa akan dikelola untuk kepentingan dana pendamping PHK, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, subsidi silang kepada program studi yang memerlukan bantuan, pengembangan atmosfir akademik di antaranya penerbitan buku ajar, buku teks, jurnal ilmiah atau seminar. Termasuklah membantu dosen untuk studi lanjut atau mengikuti seminar di tingkat nasional atau internasional, bantuan untuk dosen studi lanjut, reward bagi mahasiwa berprestasi dan lainnya. *
*Dimuat BOrneo Tribune 22 Mei 2007
Rendah, Kunjungan Dosen Untan ke Perpustakaan
di 3:19 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment