Kapuas Besar, Masih Seperti Dulu

KEMARIN siang saya berkesempatan pergi di Pelabuhan Kapuas Besar. Sudah lama juga rasanya tak menempuh kawasan itu. Paling saat akan pulang ke kampung halaman di ujung Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya, yang entah setahun, bahkan tiga tahun sekali saya lakukan.

Bukan apa-apa, saat ini moda tranportasi darat menggunakan sepeda motor lebih mudah dan jamak dilakukan saat akan pulang kampung.

Dulu, sekitar awal tahun 1980-an saat saya masih SD atau awal tahun 1990-an, saat saya masih SMA, saya sering bolak-balik di kawasan Kapuas Besar. Mulai Parit Besar, Parit Pekong, Toko Buku Menara, Studio Foto Puncak dan Studio Foto Roy.
Kala itu, kawasan Kapuas Besar bisa dikatakan sebagai megamal-nya orang dari hulu Sungai Landak, Sungai Kapuas, serta beberapa anak sungai; Sambih, Kubu Padi, dan Retok.

Semua kebutuhan ada di pasar rakyat tersebut. Mulai sembako, pakaian, peralatan nelayan dan petani, dan sebagainya.

Untuk kawasan yang agak elite, biasanya orang-orang berbelanja di Khatulistiwa Plaza atau lumrah disebut KP. Di sini, lebih bersih dan tentu saja tidak becek seperti pasar tengah.

Kini, KP terus menata diri, di antaranya menjadi pusat penjualan ponsel di Pontianak. Hanya saja, Kapuas Besar masih seperti dulu. Tak ada penataan yang berarti, Pasar Tengah masih seperti 20 tahun silam, masih becek dan kumuh.

Dulu ketika ikut orangtua, saya sering menggerutu jika masuk di pasar ini karena becek. Kini, saya juga menggerutu, namun hanya dalam hati. Ternyata setelah menjadi orangtua, ada persepsi yang berbeda. Mau bagaimana lagi, berbagai kebutuhan ada di sini dan lebih murah tentunya.

Hm...kapan ya kawasan Kapuas Besar, dibenahi?
--------------------------------------------------
Stefanus Akim
http://stefanusakim.blogspot.com

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
--------------------------------------------------

[ read the rest of this entry » ]

Friday, December 24, 2010 |