Ellyas Berikan Materi di Brunei Darusallam

Oleh: Stefanus Akim

Penulis asal desa Sengkubang, Ellyas Suryani Soren diundang ke Brunai Darussalam. Ia bersama 11 orang tokoh yang terdiri dari penulis, budayawan dan sejarawan Kalimantan Barat diminta sebagai nara sumber di Pusat sejarah Brunai Darussalam pada seminar Sejarah Borneo Sampena, pada 3 hingga 6 Desember 2007 mendatang.

Ellyas yang juga mendapatkan gelar kehormatan sebagai Seri Budaye Astana dari Keraton Amantubillah Mempawah ini akan memberikan materi di Pusat Persidangan Antarbangsa Serakas Brunei Darussalam.

”Saya mendapatkan kepastian undangan selain dari surat yag dikirimkan juga konfirmasi telepon. Mudah-mudahan saya bisa memberikan materi dengan lancar dan baik,” kata Ellyas yang juga mantan pegawai negeri sipil di Kantor Informasi Arsip dan Perpustakaan Daerah (IAPD) Kabupaten Pontianak.

Pengarang sejumlah buku tentang budaya dan kerajaan di Kabupaten Pontianak ini menuturkan, ia akan menyampaikan kertas kerja berjudul “Gusti Jamiril bergelar Panembahan Adijaya Mempertahankan Kerajaan Mempawah dari Kekuasaan Penjajahan Belanda (1761-1787)”.

Selama ini, Ellyas yang lahir di desa Sengkubang Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak memang sering sekali diundang ke negara tetangga, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk memberikan materi budaya atau sejarah. Meskipun sudah tidak muda lagi, namun ia tetap enerjik dan terus berkarya. Kemarin ketika saya telepon, Ellyas menegaskan dirinya siap berangkat dan memberikan materi. ”Segala sesuatunya sudah saya siapkan, semoga tak ada kendala berarti,” kata dia di ujung pesawat telepon.

Meskipun sudah tidak muda lagi, ia masih produktif menulis. Selama ini setidaknya sudah ada tujuh buah buku yang dihasilkan Ellyas. Ia kini menyelesaikan antologi puisi miliknya yang berjudul Lelaki Pulang Kampung. Sementara buku yang berjudul Sejarah Desa Sengkubang sudah dicetak Kantor IAPD Kabupaten Pontianak namun hanya 100 buah saja.

Selain Ellyas, narasumber lainnya antara lain Raden H Farid Mohsin Panji Anom, SH (Ketua Team) memaparkan tentang ”Jejak Langkah Raja Tengah Merajut Pertalian Keluarga Kesultanan Brunai-Sambas”. Kemudian Drs Hei Abang Zahry Abdullah Al-Ambawi mengetengahkan ”Asal Usul Gelar Dinasti Abang”, Drs Ade Djamadin Achyan dengan kertas kerja ”Perjuangan Pangeran Kuning Menentang Penjajahan Belanda dan Dakwah Islamiyah Tuan Syahbudin dari Brunai ke Kerajaan Sintang”. Dr. Ir. Pangeran Ratu Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim juga memberikan materi yang bertema ”Primodialisme dan Peranan Istana di Kalimantan Barat”.

Sejumlah nama juga akan memberikan materi. Diantranya: Anang Maulana S.Ag dengan materinya”Masa Pemerintahan Inggris-Belanda di Borneo Barat”. Abang Adi Subrata memberikan materi, ”Sanggau dan Brunai Meniti Sejarah Merajut Hubungan Persahabatan”. Kemudian Ir Raden Muhammad Hamzah dengan materi ”Kelengkapan Tarikh-Tarikh Sultan Sambas dan Hubungan dengan Kesultanan Sambas”, Raden HM Ikhsan Danu Perdana memaparkan pula ”Legenda Putri Junjung Buih di Bukit Kujau Sepauk Sintang”. Sementara Abang Iwan Trikali memaparkan “Pengembangan Keraton Nusantara”. Darmansyah SE akan memberikan materi ”Kerajaan Silat Hilir Turunan Demang Nutup”.□

*Edisi Cetak Borneo Tribune 3 November 2007

Friday, November 2, 2007 |

0 komentar:

Kategori

Powered By Blogger

Total Pageviews