Kisah Tentang Keindahan Anggrek dan Obsesi

Judul Buku : Pencuri Anggrek (The Orchid Thief)
Pengarang : Susan Orlean
Penerjemah : Arief Ash Shiddiq
Penyunting : Yusi Avianto Pareanom
Penerbit : Banana
Cetakan pertama : Juni 2007, 13 cm, 368 halaman
Peresensi : Stefanus Akim

MEMBACA kalimat demi kalimat buku Pencuri Anggrek (Orchid Thief) seakan membawa kita untuk meraba, mencium dan melihat keindahan anggrek itu sendiri.

Susan Orlean, sang pengarang begitu sempurna mendeskripsikan anggrek. Mengaduk-aduk emosi bahkan membawa kita serasa berada nun jauh mengobok-obok belantara hutan Florida. Di tengah-tengah rawa bertemu dengan habitat anggrek sesungguhnya.

Buku karya jurnalisme yang sangat dahsyat ini mengisahkan kehidupan para pencinta anggrek. Termasuk segala ‘kegilaan’ mereka yang diwakili oleh John Laroche.
Laroche seorang pencinta anggrek yang tertangkap basah mencuri anggrek liar dari Florida, tepatnya di sebuah hutan di kawasan Fakahatchee.

Awal ketertarikan Susan Orlean terhadap anggrek saat ia membaca sebuah artikel koran yang menyebutkan bahwa satu orang kulit putih – Laroche – dan tiga orang Seminole telah ditangkap bersama anggrek langka yang mereka curi dari sebuah rawa Florida yang disebut Cagar Alam Galur Fakahatchee

Berawal dari sebuah artikel koran yang menyebutkan bahwa ada satu orang kulit putih, John Laroche, dan tiga orang Seminole yang ditangkap dengan tuduhan mencoba mencuri anggrek langka dari Cagar Alam Galur Fakahatchee, Susan Orlean tertarik untuk tahu lebih banyak seputar insiden itu.

Kata-kata “rawa”, “anggrek”, “Seminole”, “mengklon” dan “kriminal” muncul bersama-sama dalam satu tulisan. Kata-kata itu membuat Susan Orlean tergugah untuk tahu lebih banyak. Pada saat bersamaan sedang ada persidangan untuk kasus anggrek Siminole. Hakim yang menanganinya telah menjadwalkan persidangan awal untuk pemaparan kasus ini beberapa minggu setelah ia membaca artikel. Tak tunggu lama Susan Orlean terbang dari New York ke Neplas.

“Terkadang cerita macam ini muncul menjadi sesuatu yang lebih, cerita-cerita mengembang seperti bola kertas Jepang yang kau jatuhkan ke air, lalu setelah beberapa saat, mereka mekar menjadi bunga, dan bunga itu begitu mengagumkan sampai-sampai sulit untuk percaya bahwa tadinya yang kau lihat di depanmu cuma sebuah bola kertas dan segelas air,” tulis Susan Orlean.

Dalam kisah ini bukan hanya Laroche yang menjadi tokoh utama, namun Susan Orlean pun terlibat bahkan turut menjadi tokoh. Memang, buku ini tidak bercerita melulu tentang si pencuri anggrek. Penulis membuka mata kita pada dunia anggrek yang luar biasa. Pada ke-13 bab buku ini, kita akan diajak menjelajahi hal-hal menakjubkan dan tak akan membuat kita menyelesaikan bacaan.

Anda siap-siap pula untuk terkagum-kagum menyimak kegilaan pencinta sejadi Demam Anggrek yang menjadi inspiransi film Adaptation yang memenangi Oscar. Anda akan menemukan deskripsi yang sangat memikat pada bagian ini.

”Satu spesies terlihat seperti anjing gembala Jerman dengan lidah terjulur, spesiesnya lainnya tampak seperti bawang. Satu spesies terlihat seperti gurita, sementara yang lain tampak seperti hidung orang. Ada satu yang terlihat seperti sepatu gaya yang biasa dipakai raja-raja, satu lagi tampak seperti monyet”.

Susan Orlean memang jurnalis andal dengan gaya narrative. Ia sudah menulis untuk The New Yorker sejak tahun 1992 dan juga menulis untuk The Outside, Esquire, Rolling Stone dan Vogue. Alumni Universitas Michigan dan bekerja sebagai wartawan di Portland, Oregon, dan Boston, Massachusetts kini tinggal di New York.

Ia mengakui saat pertama kali menuliskannya untuk The New Yorker merasa seperti mengupas bawang. Setiap aspek dalam cerita ini ternyata lebih kaya daripada semula yang ia bayangkan. ”Misalnya di Galur Fakanhatchee, tempat pencurian berlangsung, mulanya aku asal bertanya kepada salah seorang jagawana berapa lama tempat itu jadi cagar alam dan apa yang dilestarikan, dan tahu-tahu aku terbentur pada sbuah cerita utuh mengenai kasus penipuan tanah di Florida yang menurutku menarik,” kata Susan Orlean.

Dan, yang pasti buku ini tak hanya menjadi bacaan wajib bagi para pencinta anggrek. Namun bagi siapa saja yang ingin menemukan kejutan-kejutan dari kisah nyata tentang kehidupan dan obsesi yang sangat luar biasa.

The New York Time menulis, “Berseni tinggi…Di tangan Orlean yang andal, kisah anggreknya menjelma menjadi sesuatu yang lebih...Anggrek, sejarah Indian Saminole, ekologi Galur Fakahatchee, daya pikat Florida bagi para ukang tipu...Semuanya yang ditulisnya di sini cocok satu sama lain karena pijakannya adalah pengalaman pribadinya...Potretnya terhadap pencuri anggrek yang kadang menerbitkan iba memungkinkan pembaca menemukan berekar-ekar kesempatan di mana hal-hal menggelitik bisa dijumpai.

*Edisi Cetak Borneo Tribune, 30 September 2007

Monday, October 1, 2007 |

0 komentar:

Kategori

Powered By Blogger

Total Pageviews