PPP Siap Menangkan UJ-LHK

Oleh: Stefanus Akim

Kemesraan antara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Usman Ja’far-Laurentius Herman Kadir bukan pada saat pemilihan gubernur kali ini saja. Bahkan lima tahun silam, saat partai lain ’belum’ memperhitungkan kedua orang ini, PPP sudah yakin dan mencalonkannya. Alhasil UJ-LHK terpilih untuk memimpin Kalbar selama lima tahun, 2003-2008.

”Semua orang tahu. Sejak awal kita mendukung Usman Ja’far dan LH Kadir untuk menggunakan PPP. Bahkan sejak pemilihan gubernur dan wakilnya tahun 2002 dan dilantik tahun 2003 pun menggunakan perahu PPP. Jadi kalau pun sekarang kami kembali memberikan kepercayaan itu kepada mereka berdua adalah sangat wajar,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kalimantan Barat, Ahmadi Usman menyoal pencalonan kembali UJ-LHK pada Pilkada kali ini.

PPP, kata Ahmadi sejak lima tahun silam sudah mengusung pasangan tersebut. Jika saat ini dipilih kembali itu wajar-wajar saja. Apa lagi jika dilihat hasil pembangunan sudah terasa. Banyak jalan yang dibangun, pembangunan pertanian dan perkebunan serta yang lain. Motto harmonis dalam etnis, tertib dalam pemerintahan, maju dalam usaha sudah dijalankan oleh pasangan ini. Soal keterwakilan penduduk Kalbar juga sudah terwakili. Lebih jauh dikatakan politisi yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pontianak ini, pencalonan pasangan UJ-LHK sudah bulat. Mulai dari pusat, daerah, kecamatan hingga tingkat ranting.

Sebelum resmi menggunakan perahu PPP, pada rapat pimpinan wilayah (rapimwil) DPW PPP Kalbar beberapa waktu lalu mengajukan dua nama ke DPP di Jakarta, yaitu Usman Jafar dan Buchary A Rahman yang ini Walikota Pontianak. Namun akhirnya Dewan Pimpinan Pusat memutuskan Usman Ja’far yang berpasangan dengan Laurentius Herman Kadir sebagai calon gubernur 2008-2013. ”DPP mengeluarkan keputusan kepada incumbent untuk kembali maju,” kata dia.

Apa yang akan dilakukan PPP untuk memenangkan pilkada kali ini? ”Semua jajaran pengurus, kader, simpatisan atau massa PPP wajib menyukseskan, mengamankan dan memenangkan pemilihan. Dan ini sudah instruksi dari pusat,” tegas Ahmadi.

Diungkapkannya, sebelumnya ada enam orang calon gubernur yang mendaftar di DPW PPP Kalbar. Keenam nama tersebut digodok di rapat pimpinan wilayah (Rapimwil). Mereka adalah Usman Ja’far, M Akil Mochtar, Oesman Sapta Odang, Adhee Rumbe, Agus Salim dan Buchary A Rahman. Dari enam tersebut, dua orang tak mengikuti rapimwil yakni Agus Salim dan Adhee Rumbe. Sehingga yang digodok dalam rapimwil empat calon.

”Ketentuan pusat harus mengajukan dua nama sebagai calon gubernur. Di tingkat kita akhirnya mengajukan nama Usman Ja’far dan Buchary A Rahman dan yang kemudian keluar rekomendasi dari DPP di Jakarta adalah nama Usman Ja’far yang berpasangan dengan LH Kadir,” tutur Ahmadi.

Ia menegaskan, pasangan ini bukan ’barang’ asing bagi PPP. Justru kemesraan itu sudah berlangsung sejak jauh hari. PPP justru berterima kasih dengan partai lain yang turut mengusung nama UJ-LHK. Bahkan kini sudah menjadi delapan partai yang mendukung pasangan UJ-LHK dan di DPRD sudah mayoritas yang mendukung.

Langkah selanjutnya yang dilakukan PPP adalah mensosialisasikan instruksi pusat secara berjenjang. Mulai dari tingkat pengurus DPW, DPC, Cabang, Ranting, pengurus simpatisan, massa dan lainnya. ”Ini tahap pertama, yaitu sukses pencalonan. Dengan delapan partai pendukung sudah bisa dipastikan bahwa UJ-LHK sukses pada tahap pencalonan. Selanjutnya bagaimana mensosialisasikan figur kita atau bagaimana strategi itu nanti,” papar Ahmadi yang berharap kesuksesan tahun 2002 silam kembali terulang pada 2007.

Dengan dukungan delapan partai politik, mulai dari Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bintang Reformasi, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Merdeka, Partai Damai Sejahtera dan Partai Amanah Nasional maka UJ - LHK sudah mengantongi 35 kursi legislatif dari 55 kursi yang tersedia.

Jika direview pemilihan gubernur Kalbar Desember 2002 lalu, pasangan Usman Dja'far dan LH Kadir pasangan yang diajukan fraksi Partai Persatuan Pembangunan terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Barat (Kalbar) periode 2003-2008. Ia mendapat 32 suara dari 54 anggota DPRD Kalbar, mengalahkan Gusti Syamsumin dan SM Kaphat yang memperoleh 22 suara pada, Kamis 12 Desember 2002.

Saat itu pemilihan diikuti empat pasang calon yang dipimpin Ketua Panitia Pemilihan Silvanus Singkalang. Pada putaran pertama, Usman Dja’far-LH Kadir memperoleh 21 suara, Gusti Syamsumin-Sebastian Massardy Kaphat 19 suara (dicalonkan Fraksi Partai Golkar). Sedangkan pasangan Henri Usman-Michael Oendoen 8 suara, dan Djawari-Rudy Alamsyahrum 6 suara (Fraksi PDI Perjuangan).

Putaran kedua diikuti dua pasang calon teratas. Usman Dja'far-LH Kadir mendapat tambahan 11 suara, sementara Gusti Syamsumin-Sebastian M Kaphat hanya mendapat tiga tambahan suara.

Siapa Usman Ja’far? Ia seorang sederhana yang dilahirkan di Kabupaten Sekadau, Kalbar pada 10 September 1951 dari pasangan Djaf’ar-Zaiton. Tidak ada yang istimewa dalam keluarga yang hidup dari hasil pertanian itu. Sehari-harinya pas-pasan dan sangat sederhana. Meski begitu, keluarga ini di desanya menjadi sebuah potret keluarga bersahaja. Hampir tidak pernah merengut, meski harus kerja keras mencari nafkah. Djafar, ayah Usman, di samping sebagai petani, juga menjual kayu yang diangkut sendiri melalui sungai ke Pontianak

Ia memperistri Maya Damayanti dan dianugerahi tiga orang anak, Lisa Pasylia, Adesty Kamelia dan Robby Ramasaputra. Pendidikan SD hingga SMP ditemuhnya di Sekadau. Sedangkan SMA ditempuh di SMAN 23 Jakarta dan Akademi Pimpinan Perusahaan di Jakarta (APP).

Kalangan dunia bisnis ritel menjulukinya sesepuh. Perjalanan hidupnya memang tidak bisa lagi dilepaskan dari retail business di Indonesia. Di dunia bisnis ritel ia meniti karier dari lapis paling bawah hingga duduk di puncak pimpinan perusahaan terkemuka, Grup Alatief. Dia dipercaya memimpin 12 perusahaan, milik Abdul Latief. Karena keberhasilannya, dia pun dijuluki sebagai sesepuh bisnis eceran di Indonesia.

Kedua pasangan ini juga mewakili dua kelompok etnis besar daerah ini, yakni Melayu dan Dayak, dua agama besar, yaitu Islam dan Katolik. Meskipun tak tertulis namun sudah ada semacam kesepakatan tak tertulis bahwa yang memimpin Kalbar haruslah merepresentasikan adanya power sharing (pembagian kekuasaan) suku-suku terbesar di daerah ini. Tercatat Kalbar yang berpenduduk lebih dari 3,8 juta jiwa terdiri dari 41 persen suku Dayak, 39 persen Melayu, dan 17 persen Tionghoa.

Siapakah Laurentius Herman Kadir? Ia dilahirkan pada 28 Mei 1941, di Sungai Utik, Temeru, Kemacatan Embaloh Hulu, Kapuas Hulu. Kadir mempunyai dua saudara. Kakaknya bernama Silvester Lanik, dan adik bernama Florentius Karya. Kadir-demikian orang memanggilnya lahir dari pasangan Paulus Banda dan Maria Pikai dari suku Kantuk Melaban dan keluarganya petani kecil ladang berpindah.

Apakah kedua pasangan ini akan kembali mendulang sukses. Kita lihat saja nanti, yang pasti ini baru tahap permulaan. Masih banyak rangkaian yang harus dilalui, mulai dari kampanye hingga pemilihan. Dan lagi kini jauh berbeda dengan lima tahun silam, jika dulu dipilih DPRD kini dipilih langsung oleh rakyat.□

Sunday, August 12, 2007 |

0 komentar:

Kategori

Powered By Blogger

Total Pageviews